Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, JK, Mega, dan PDIP Momok bagi Umat PKS?

4 Agustus 2014   16:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:28 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penghinaan Obor Rakyat Kepada Jokowi dan Megawati (sumberfoto: metrotvnews.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Penghinaan Obor Rakyat Kepada Jokowi dan Megawati (sumberfoto: metrotvnews.com)"][/caption] Semakin hari isu penghancuran umat Islam terus dihembuskan umat PKS baik melalui medsos maupun di arisan dan silaturahmi lebaran kemarin. Saat obrolan capres mereka selalu menakut-nakuti bahwa umat Islam bakalan tertindas dan terzolimi jika Jokowi-JK berkuasa nanti. Sepertinya Jokowi-JK dianggap momok dan monster atau tiran yang menakutkan. Entah apa alasan mereka menyebarkan isu itu terus. Seperti pernyataan seorang ustadz PKS yang menyatakan bahwa Jika Jokowi berkuasa Indonesia akan dikafirkan. Sungguh diluar nalar sampai seorang ustadz bisa suudzon seperti itu. Apakah kalau PKS yang berkuasa umat Islam akan sejahterah? Belum tentu, buktinya di daerah saya gubernurnya dari PKS tapi masih banyak umat Islam yang miskin bahkan pembangunan di daerah kami juga masih tertinggal. Jalan-jalan banyak yang berlubang dan korupsi juga masih merajalela. Di desa-desa masih banyak warga miskin yang sakit dan mau berobat saja juga tidak mampu. Jangan kan berobat untuk makan saja sulit. Jadi koar-koar mereka hanya menakut-nakuti umat dan untuk menanamkan kebencian kepada Jokowi-JK. Jika sebagian umat Islam benci Jokowi maka mereka berharap dukungan atas pemerintahan Jokowi JK akan lemah. Mental menakut-nakuti umat yang berpendidikkan rendah masih terus dilaksanakan. Sehingga hanya orang-orang yang kurang berfikir yang bisa mereka takut-takuti. Lucunya memang yang menakut-nakuti adalah orang-orang yang memang terlihat intelek. Mereka berilmu tapi ilmunya digunakan untuk membodohi umat. Makanya Jokowi-JK harus segera melepaskan rakyat dari kebodohan dengan memajukan pendidikkan di negeri ini. Agar rakyat yang miskin ini tidak terus miskin. Terbukti dengan pendidikkan yang layak bisa mengangkat derajat taraf hidup rakyat. Saat ini tantangan terbesar negeri yang berbhinneka tunggal ika ini adalah menjaga keutuhan persatuan. Jangan sampai negeri yan beragam ini terkoyak-koyak dan terpecah hanya karena ambisi seseorang yang akan berkuasa mendirikan negara sendiri. Jokowi-JK harus mampu menjaga keutuhan NKRI dengan mengedepankan persatuan dan perdamian abadi di Indonesia.Semua faham yang bersebrangan dengan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa sebaiknya tidak tumbuh di negeri ini. Jokowi-JK adalah umat Islam dan sesuai Al Qur'an pemimpin dari yang seagama sudah memenuhi kriteria. Jadi mengapa masih membenci Jokowi-JK? Ternyata jika pertanyaan itu saya lontarkan kepada mereka, mereka akan mengatakan bahwa PDIP yang ada di belakang mereka bukan partai Islam. Nah ternyata ketahuan bahwa karena Jokowi-JK bukan dari PKS maka dikatakan Jokowi-JK bukan wakil dari umat Islam. Sungguh naif. Sungguh sebagai warga negara Indonesia yang mengakui hukum dan undang-undang di negeri ini ternyata fahamnya bertentangan dengan peraturan dan undang-undang di negerinya sendiri. Sungguh hal inilah yang perlu diwaspadai bahwa bibit-bibit perpecahan itu sungguh sudah lama tertanam pada diri mereka yang tak mengakui keberagaman di NKRI ini. Apakah pantas seseorang yang mencari nafkah di negeri ini, beranak pinak di negeri ini tapi pola fikirnya sudah menyimpang dari aturan negeri tempat dia mencari makan? Berarti selama ini dia mematuhi aturan negeri ini dengan terpaksa dan hanya untuk mencari aman dan selamat saja. Kalau memang seperti itu sunggguh amat berbahaya. Ternyata memang negeri ini perlu revolusi mental. Agar rakyat kembali taat aturan pemerintahan dan juga taat dengan aturan agamanya. Ajaran agama manapun pastilah melarang orang korupsi dan berbuat jahat. Asal jangan sesat pikir dengan mengatakan "korupsi di negeri yang tidak menganut hukum Islam itu sah dan diwajibkan karena ini adalah negara thogut". Wah kalau seperti itu logikanya maka negeri Indonesia tidak akan bebas dari korupsi sampai kapan pun. Dan kalau mereka mengadopsi ajaran itu maka wajar kita lihat elit-elit partai yang berilmu tinggi dan "alim" tapi tetap korupsi. Mungkinkah mereka menganut faham itu? Wallahu 'alam bi showab. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun