[caption id="" align="aligncenter" width="545" caption="Hasil Real Count Pilpres 2014 / KPU"][/caption] Beginilah nasib Jokowi yang menang jadi presiden RI tapi hanya menang tipis dari pesaingnya. Cuma beda 6%. Pada pilpres kemarin pasangan Jokowi-JK mendapatkan suara sekitar 53% saja sedangkan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa meraih 47% suara. Hanya beda 6% membuat segala kebijakan itu berayun-ayun, walau kebijakan pemimpin 53% ini bagus namun masih ada 47% yang menolak dan mencibirnya. Bahkan yang 47% ini berkolaborasi dengan yang tadinya golput tapi ngaku-ngaku kemarin nyoblos Jokowi dan membuat testimoni kemurtadannya. Artinya rakyat di luar yang berjumlah 47% akan terus merongrong kebijakan pak Jokowi dan Ahok yang sama-sama juga menang tipis. Ahok yang melanjutkan kepimimpinan Jokowi menjadi Gubernur DKI kemarin juga dapat 53% suara pada pilgup putaran kedua. Ini artinya juga ada 47% warga Jakarta yang selalu merongrong kebijakan Ahok. Sialnya yang 47% itu banyak duduk menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Kalau pak Jokowi posisinya sekarang aman walau hanya didukung 53% suara namun beliau didukung TNI,BIN dan rakyat yang 53% sehingga beda jauh dengan Almarhum Gusdur yang bisa dilengserkan dengan mudah karena tidak didukung oleh TNI dan BIN. Sedangkan Ahok yang masih dalam posisi kritis. Apalagi Ahok sekarang terpeleset bahasa toilet. Menjadi bahan senjata baru untuk menambah kekuatan pembencinya yang berjumlah 47% itu. Akan tetapi posisi Ahok juga aman karena Ahok dikawal dan dijaga oleh para "tukang becak" sehingga dia pun amat kuat untuk bisa dilengserkan seperti Aceng Fikri. [caption id="" align="aligncenter" width="559" caption="Hasil Quick Count Pilgub DKI 2012 putaran ke-2 / Kompas.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H