Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jakowi Hater Semakin Bertambah?

1 November 2014   15:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:57 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah dilantik jadi presiden dan mengangkat para menteri makin bertambahlah pembenci Jokowi (Jokowi Hater). Kalau dulu yang benci adalah pendukung capres sebelah, nah kalau sekarang bertambah dengan barisan sakit hati dari relawan dan pendukung Jokowi yang tadinya hanya pura-pura menjadi pendukung karena mengharapkan imbalan jadi menteri atau imbalan dalam bentuk yang lain.

Memang sih kita harus mengkritisi setiap kebijakan Jokowi. Walau kita sebagai pendukung dan relawan yang tampa pamrih, tapi apa yang dilakukan pak Jokowi pastilah tak bisa menyenangkan semua pihak.

Pembenci Jokowi sekarang mulai bertambah, tak pelak dari media kiri yang dulu memang sudah benci Jokowi akan semakin gencar mendeskreditkan Jokowi. Belum lagi ditambah dari rakyat yang termakan hasutan oleh media-media yang membenci Jokowi semakin bertambah jika ada kebijakan presiden yang sedikit saja tidak memihak rakyat kecil. Contohnya kebijakan kenaikan BBM yang sudah mereka tunggu-tunggu untuk meledakkan dan menumpahkan kebencian mereka pada Presiden Jokowi.

Negeri ini memang sedang sakit, terutama sakit mental. Kenapa tak bisa menerima kekalahan dan mengapa terus membenci orang yang  tidak sesuai dengan keinginan dan pilihannya. Padahal belum tentu yang mereka benci itu lebih buruk dari dirinya sendiri.

Saya berharap pak Jokowi tak usah menggubris para pembencinya, biarkan para pembenci itu nanti akan sadar dengan sendirinya dan akan malu hati karena pak Jokowi benar-benar mengabdi untuk rakyat bangsa dan negara. Tapi kalau sudah keterlaluan seperti kelakuan seorang yang katanya tukang sate itu boleh lah dihukum agar yang lain tidak semena-mena dan merasa bebas hukuman di dunia. Walaupun sebenarnya mereka tahu bahwa hukuman di akherat itu lebih dahsyat pedihnya....

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun