Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Gibran Permalukan Jokowi?

17 April 2015   00:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:00 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Selvi Ananda dan Gibran Rakabuming / Instagram

[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Foto Selvi Ananda dan Gibran Rakabuming / Instagram"][/caption] Gibran Rakabuming putra pertama Presiden Jokowi akhir-akhir ini menjadi pembicaraan di dunia maya. Pembicaraan yang terkesan negatif gara-gara Gibran bersikap tak ramah kepada media saat konferensi pers untuk mengumumkan pernikahannya dengan putri Solo yang bernama Selvi Ananda. Sikap Gibrn dinilai sombong dan dituduh mempermalukan pak Jokowi sebagai seorang Presiden. Kenapa Gibran berlaku seperti itu? Konon Gibran "dendam" kepada media yang suka mem-bully pak Jokowi. Memang sejak awal pak Jokowi mencalonkan diri jadi Gubernur DKI dan juga saat Pilpres kemarin belaiu yang paling banyak mendapat fitnahan dan kampanye hitam. Sepertinya Gibran adalah yang paling terpukul dengan perlakuan media dan juga medsos yang selalu mem-bully pak Jokowi sedemikian rupa. Jangan kan Gibran yang notabene adalah anak kandung pak Jokowi. Saya saja yang hanya pendukungnya juga sangat "geram" dengan perlakuan media dan orang-orang di medsos yang begitu gencar mem-bully pak Jokowi dan keluarganya. Fitnahan keji yang menuduh orang tua pak Jokowi beragama Kristen bahkan menuduh Gibran anak haram sungguh menyakitkan hati Gibran. Mungkin rasa sakit dan dendam kepada media atau orang yang tega mem-bully pak Jokowi dan keluarganya khususnya Gibran sangat membekas dan menyakitkan hati Gibran.Siapa sih tidak sakit hati dituduh anak haram? Bahkan dipilpres kemarin malah ada yang menyebarkan fitnah bahwa pak Jokowi keturunan PKI. Sungguh sangat keterlaluan orang yang tega mem-bully pak Jokowi dan keluarganya seperti itu. Fitnah tetap fitnah, walau pak Jokowi sudah menjadi presiden fitnah itu tetap saja jalan. Hal ini dikarenakan pak Jokowi tak pernah memberi hukuman kepada orang yang memfitnah beliau dan keluarganya. Ini juga yang membuat Gibran sangat geram dan dendam kepada media tersebut dan akhirnya dilampiaskan kepada semua media. Gibran yang berlaku tidak simpatik kepada media ini terus menjadi bully-an apalagi para hater yang memang benci pada pak Jokowi dan semua orang yang ada hubungan dengan pak Jokowi pasti akan mendapatkan bully-an yang sama. Sikap Gibran yang tidak simpatik dan terkesan sombong ini sontak terus menjadi bully-an dan menjadi senjata baru untuk menyerang pak Jokowi dengan menuduh Gibran mempermalukan pak Jokowi sebagai anak presiden.  Mereka pun membanding-bandingkan dengan Hari Mukti anak SBY. Saya bukan membela Gibran atas tindakannya yang kurang kooperatif dengan media, namun saya menganggap tindakan Gibran itu wajar mengingat begitu sakit hati Gibran atas fitnahan keji dari media yang kala itu mendukung capres lain. Mungkin sakit hati Gibran belum hilang sampai sekarang. Gibran mungkin punya hasrat untuk membalas "dendam" ketika ayahnya sudah menjadi Presiden. Namun apa daya pak Jokowi tak mengizinkan anaknya itu menjadi orang yang diam-diam melancarkan dendam saat orang tuanya jadi Presiden. Bisa saja Gibran memanfaatkan jabatan bapaknya dengan melaporkan para pelaku bully dan memenjarakan mereka semua. Namun itu malah akan menjadikan Gibran seperti anak-anak presiden terdahulu yang semena-mena dengan aji mumpung menjadi anak presiden. Gibran tak ada model memanfaatkan jabatan orang tuanya untuk memuluskan bisnisnya. Gibran menjadi pebisnis dengan usaha dan kegigihan sendiri. Gibran pantas menjadi contoh bagi anak-anak muda yang mandiri dan tak memanfaatkan jabatan orang tua untuk memperkaya diri. Sudah menjadi rahasia umum di negeri ini, jika orang tuanya jadi pejabat maka anak dan keluarganya akan mendompleng dan memanfaatkan jabatan orang tuanya untuk kepentingan pribadinya. Siapa sih yang tak mau mendapat fasilitas dari jabatan orang tua? Tapi beda dengan Gibran yang tak mau memanfaatkan jabatan presiden orang tuanya. Bisnis yang dirintisnya murni dari usahanya sendiri. Bahkan acara pernikahannya nanti dengan kekasih hatinya Selvi juga tidak diadakan di istana negara seperti anak-anak presden lainnya,  tapi di gedung milik sendiri di Solo. Bahkan katering dan even organizernya konon milik sendiri. Pesan saya kepada mas Gibran agar sabar dan tak usah membalas dendam perlakuan media itu. Biarlah Gusti Allah yang akan membalas mereka-mereka itu. Mereka akan tetap menjadi pembenci sampai 5 tahun kedepan. Sungguh tak bahagia hidup sebagai pembenci.  Jika benci dibalas benci tak akan ada habisnya. Anugerah besar sudah diraih akibat fitnahan dan bully-an keji. kini ayahnda mas Gibran sudah menjadi Presiden RI. Sementara pembenci selamanya akan menjadi pembenci jika tak cepat sadar diri, kebencian mereka akan menggerogoti nurani mereka sendiri. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun