[caption id="" align="alignnone" width="465" caption="Ilustrai (sumber www.republika.co.id)"][/caption]
PELAKU
AHOK: Anak pengusaha kaya di kota baru tamat SD
AGUN: Anak pak guru Bain, cerdas dan jago silat
HERI FK,TAMZI,ARKE : Tiga anak berandal kampung
BAIN: Pak Guru dan merangkap sebagai Ustadz di kampung
KATEDRA: Ayah Ahok
Kejadian : Masa kini
Tempat kejadian :
Di jalanan yang sepi di suatu kampung dipinggir hutan, Ahok tersesat,dia tertinggal dari rombongan studi tour dari kota.
AHOK
(Menangis tersedu,sedu, ketakutan)
HERI,ARKE,TAMZI
(Tiga anak berandalan ini kebetulan lewat dan ingin menggaggu Ahok)
HERI
Wah ada anak Cina nyasar disini.
TAMZI
Ayo kita sikat
ARKE
(Agak lemot)
Disikat, enak saja aku saja jarang sikat gigi.
AHOK
(Makin ketakutan dan menangis makin kencang)
HERI
Hei anak cina, ngapain kamu disini (pasang muka galak,malah lucu karena mirip gorilla kebelet)
TAMZI
Bagaimana kalau kita perkosa saja si cina ini (mulai kumat)
ARKE
Walah anak laki2 kok diperkosa (nyengir kuda)
HERI
(Mulai bertindak anarkis, menarik-narik baju Ahok dan mencobah menggeledah saku2 baju dan celana Ahok)
AGUN
(Kebetulan lewat jalan itu dan menghampiri mereka)
AGUN
Hei, stop jangan ganggu dia. (Berteriak tapi suaranya agak cempreng)
HERI
Wah, mau cari mati anak ini.
TAMZI
Hei bocah tengil, jangan ikut campur urusan kami
ARKE
Iya, kami gak jual es campur kan belum buka puasa(masih bolot)
AGUN
(Sudah siap memasang kuda-kuda)
(Terjadi perkelahian 1 lawan 3, adegan silat seperti pitung mengalahkan 3 serdadu belanda)
HERI,TAMZI,ARKE
(Lari terbirit-birit)
AGUN
Siapa namamu? (Menghampiri Ahok)
AHOK
Ahok (masih ketakutan)
AGUN
Jangan takut aku mau menolongmu. Ayo kita ke rumahku tak jauh dari sini.
AHOK
Aku tersesat aku mau pulang (masih terisak)
AGUN
Sudah nanti ayahku yang mengantar kamu pulang. Kita kerumahku dulu. Pasti kamu lapar kan?
AHOK,AGUN
(Berjalan beriringan menuju sebuah rumah sederhana di kampung yang sunyi di pinggir hutan)
BAIN
(Sedang memotong kayu bakar di depan rumah)
Sudah pulang Gun, siapa yang kamu bawa itu.
AGUN
Ini Ahok ayah dia tersesat di hutan
AHOK
Iya Om, saya dari kota tertinggal rombongan saya dari kota.
BAIN
Oh, ya sudah nanti saya coba minta pertolongan. Agun ajak Ahok istirahat dan kasih minum dan makanan ya.
AGUN
Ya, ayah.
Yuk, Ahok masuk ke rumah
(Di dalam rumah Agun, mengambilkan minum dan makanan unuk Ahok)
AHOK
Kamu tidak makan?
AGUN
Saya puasa, ini kan bulan Ramadhan. Kami beragama Islam wajib puasa.
AHOK
Kamu gak apa2 lihat saya makan?
AGUN
Gak apa2 saya puasa dan gak masalah lihat kamu makan.
AHOK
Tapi di kota banyak orang Islam jahat-jahat, restoran ayah saya dirusak sama orang Islam, katanya kami gak boleh makan siang-siang kalau ada yang puasa.
AGUN
(Terdiam, merenung gak tahu kejadian karena gak pernah nonton tv)
AHOK
Tapi kamu lain ya, kamu dan ayah kamu orang baik.
AGUN
(Tersenyum)
BAIN
(Masuk ke rumah)
Nak Ahok, punya nomor telepon ayah, biar Om teleponkan.
AHOK
Ada Om (sambil menyebut nomor telepon).
BAIN
(Menelepon ayah Ahok)
Hallo pak, ini saya Bain Saptaman dari kampung Gunung Kidul. Ini saya mau bilang anak bapak ada di rumah saya.
KATE
Apa, Ahok sudah ketemu? Dimana? (Kesedihannya hilang dan nampak senang)
BAIN
Di rumah saya pak, dia dalam keadaan sehat ditemukan oleh anak saya si Agun.
KATE
Kamsiah-kamsiah pak Bain, saya segera jemput Ahok kesana.
BAIN
Baik pak kami tunggu, ini kalau bapak mau ngomong sama Ahok.
AHOK
Papa, ini Ahok selamat papa, ditolong Agun orang baik.
KATE
Iya-iya, nanti papa jemput Ahok tenang aja ya nak.
AHOK
Iya papa (terharu dan menyerah kan telepon ke pak Bain)
KATE
Terimakasih sekali lagi ya pak Bain sudah menyelamatkan anak saya.
BAIN
Iya pak, tidak apa sesama manusia harus saling menolong.
(Menutup telepon)
BAIN
Ayo Agun sudah azan ashar kta sholat dulu nak
AGUN
iya ayah, Agun wudu' dulu ya (keluar rumah untuk berwudu')
BAIN
Ahok istirahat dulu ya, kami mau sholat dulu di mushola kampung tak jauh dari sini.
(Keluar rumah dan pergi ke musholah bersama anaknya si Agun)
AHOK
(Memandang Ayah dan anak itu pergi, sambil membayangkan kalau itu adalah dirinya dan ayahnya. Dia menemukan ketenangan dan kebahagiaan di rumah sederhana ini. Ia ingin menjadi seperti Agun)
TAMAT
Untuk melihat karya lainnya silakan kunjungi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H