Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ditawari Wanita "Nakal" Saat Perjalanan Dinas

14 Desember 2014   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 2258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sumber gambar: disini Saat perjalanan dinas pejabat pemerintah baik dinas daerah maupun pusat pastilah tak lepas dari godaan-godaan. Terutama godaan wanita "nakal". Tak luput para pejabat ini terutama yang bertugas memeriksa suatu instansi pemerintah mendapat tawaran-tawaran yang "menggiurkan". Para pejabat yang bertugas sebagai badan pengawas dan pemeriksa ini yang rentan mendapat godaan. Biasanya mereka menolak "suap" berupa uang namun mereka tak kuasa menolak jika ke kamar hotel tempat dia menginap dikirim wanita seksi,putih dan masih berstatus sebagai mahasiswi. Kadang pejabat yang telah biasa melakukan tindakan tak terpuji itu menyambut dengan gembira dan merupakan hiburan tersendiri bagi mereka. Tak ingat anak dan istri dirumah dia pun berasyik masyuk dengan wanita seksi dan muda. Sudah menjadi rahasia umum jika akhirnya karir seorang pejabat yang seperti itu akan hancur karena tahta, harta, dan wanita. Bagi pejabat yang kuat iman pastilah akan menolak dan tak ingin mengkhianati istri yang senantiasa mendoakannya dalam menjalankan tugas dinas keluar kota. Kuncinya hanya iman dan rasa setia yang mendalam kepada pasangan sehingga godaan seperti diatas tak mampu membobol pertahanan seorang pejabat yang jujur dan bersih. Fenomena ini bukan isapan jempol belaka, tapi nyata dan terjadi dikalangan pejabat pemerintah bahkan juga swasta yang menempati posisi penentu kebijakan di suatu instasi maupun perusahaan. kadang godaan itu sengaja dilakukan untuk menghancurkan karir seorang pejabat. Dengan cara mengabadikan video atau foto saat berkencan di kamar hotel nantinya sebagai senjata untuk memeras dan mempengaruhi keputusan si pejabat. Jika tidak foto dan video itu akan disebar dan tamatlah karir sang pejabat itu. Teman penulis menceritakan bahwa dirinya kerap mendapatkan tawaran-tawaran itu saat perjalanan dinasnya keluar kota. Tak pelak rasa dongkol dan marah menghinggapi dirinya sementara teman seperjalanan dan sesama pejabat berbuat "mesum" dan menganggapnya itu hal biasa dan bonus atas prestasi kerjanya sebagai pejabat negara. Sungguh teman saya itu hanya bisa mengelus dada. Salam Kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun