Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok dan si Cantik Nuri Shaden "Pecundangi" DPRD DKI Jakarta

28 Februari 2015   11:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendahara fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Nuraina atau yang akrab disapa Nuri/ Kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="780" caption="Bendahara fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Nuraina atau yang akrab disapa Nuri/ Kompas.com"][/caption] Ahok dan si Cantik Nuri Shaden sama-sama dari partai Gerindra, cuma bedanya Ahok sudah hengkang dan tak sudi lagi bernaung di partai itu karena berbeda prinsif dan tidak loyal kepada rakyat. Ucapan yang beredar dari Ahok yang cukup terkenal saat dia hengkang dari Gerindra adalah,"Saya bilang dari awal, kalau saya ini tidak pernah loyal kepada partai yang tidak sesuai konstitusi," ucap Ahok. Ahok sekarang bdalam pengajuan hak angket yang diajukan oleh 106 anggota DPRD DKI Jakarta atas anggaran y"siluman" yang tak disetujui Ahok. Ahok berani pecundangi DPDR karena dia bersih dan memang ingin memihak rakyat dan tak ingin uang rakyat dari kerja keras banting tulang untuk bayar pajak, eh anggota dewan enak-enakan mau mark up harga UPS yng dipasaran cuma 500 ribu per unitnya bisa membengkak tiap sekolah jadi 3 Milyar. Emangnya UPS jenis apaan yang mau dibeli? Nah kalau yang ini lain lagi,  cewek cantik anggota partai Gerindra Nuri Shaden yang sekarang menjabat menjadi Bendahara Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Nuraina atau yang akrab disapa Nuri "Shaden" merupakan salah satu dari 106 anggota Dewan yang menandatangani pengajuan hak angket kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama perihal penyampaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 ke Kementerian Dalam Negeri. Melalui hak angket itu, Nuri berharap mendapat penjelasan detail dari Pemprov DKI perihal permasalahan tersebut. Namun sayangnya si Nuri ini mencundangi DPRD Jakarta dengan ketidak tahuan tentang hak angket itu sendiri. Saat diwawancarai wartawan dia berkata,"Hak angket itu kan (hak) bertanya ya. Ya saya berharap (hubungan DPRD dan DKI) bisa lebih komunikatif dan (menjalin) kerja sama lebih baik lagi," kata Nuri, saat ditemui di ruang kerjanya, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (26/2/2015). (Baca disini). [caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Meme yang beredar di medsos karena salah mengartikan hak angket"][/caption] Sumber gambar: di sini. Waduh mbak Nuri yang cantik gimana ini? Hak bertanya itu namanya interpelasi bukan angket.Maunya mbak Nuri browsing dulu kek kalau gak tahu biar gak asal njeplak dan bikin malu anggota dewan yangkatanya  terhormat dan pintar-pintar itu. Ini mbak saya browsingkan dari wikipedia. Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat adalah sebuah hak untuk melakukan penyelidikan yang dimiliki oleh DPR yang memutuskan bahwa pelaksanaan suatu undang-undang dalam kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Nah kalau Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. (Penjelasan Pasal 27A, UU no 22 tahun 2003). Namun ya sudah lah mau dibilang apa lagi itulah kualitas wakil rakyat yang kita pilih sendiri. Jadi kalau mau enyalahkan ya salahkan siapa yang milih mereka-mereka itu. Makanya sejak Ahok berani membongkar kebobrokan anggota dewan di DPRD Jakarta dia selalu dimusuhi bahkan akan dilengserkan. Rakyat tentunya tak tinggal diam. Gerakan rakyat untuk memakjulkan anggota dewan pun santer di media. Bagi anda yang ingin ikutan silakan tandatangani petisi ini. Akankah gebrakan Ahok ini  menular dan menyebar kepada gubernur dan kepala daerah yang lain di Indonesia? Bisa ya bisa juga tidak. Jika kepala daerah hanya ingin enak-enakan duduk di kursi dan menikmati fasilitas serta bagi-bagi uang dengan anggota dewan maka tak akan terbongkar dan "anteng-anteng wae" (tenang-tenang saja). Tapi kalau kepala daerah punya jiwa pemberani dan berani masuk penjara karena mempertahankan prinsip bukan masuk penjara karena korupsi, kalau semua kepala daerah seperti Ahok rela mati membela konstitusi maka semua daerah di Indonesia akan bangkit  dan menumpas "tikus-tikus' yang duduk sebagai anggota dewan di DPRD semua daerah di indonesia. Ahok hanya pemicu yang akan memberikan kesadaran kepada yang lain jika Ahok kita dukung dan kita bela, Karena Ahok sudah membela rakyat. Sementara maling-maling uang rakyat itu ya para wakil rakyat yang kemarin dipilih oleh rakyat sendiri. Adakah yang salah dari proses pemilihan wakil rakyat? Pastilah ada yang salah jika kelakuan mereka seperti itu. Artikel terkait: - Artikel 1. - Artikel 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun