Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Jokowi Ingin Rakyat Optimis

3 Juni 2015   10:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:23 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Optimis adalah sikap positif yang harus dimiliki semua orang. Tanpa adanya rasa optimis maka semua yang kita lakukan akan sia-sia dan bisa berakhir dengan kegagalan. Optimisme akan meningkatkan energi yang tadinya kecil bisa menjadi besar. Optimis dan semangat adalah setali tiga uang. Tampa optimisme dan semangat yang tinggi para pahlawan tak mungkin bisa mengalahkan dan mengusir penjajah hanya dengan bersenjatakan bambu runcing.

Pada masa sekarang negara kita masih mulai membongkar dan mencari penyebab kenapa selama 70 tahun merdeka negara kita seperti jalan ditempat saja. Jauh tertinggal dengan Malaysia yang baru beberapa tahun merdeka. Apalagi bila dibandingkan dengan Singapura negara kita seakan tak ada apa-apanya.

Dalam masa membongkar kesalahan dan memperbaiki pastilah ada hal-hal yang perlu ditambah dan ada hal yang perlu dihilangkan. Nah untuk menghilangkan sesuatu pastilah ada yang merasa dikorbankan atau bahkan merasa tersingkirkan. Ibarat saat kita memperbaiki rumah pastinya ada barang-barang lama yang harus kita buang padahal kita sangat menyayanginya. Tapi kalau tidak dibuang barang itu akan menjadi penyebab keberantakan rumah. Demikian juga dengan negeri kita tercinta ini.

Bagaimana menyebar dan menanam rasa optimis kepada rakyat? Apalagi rakyat seakan terbelah dua kubu yang sepertinya saling membenci. Memang dimasyarakat dunia nyata tidak nampak jelas namun di media sosial perseteruan itu masih terus berlanjut sampai kini. Akankah mudah menanamkan rasa optimis itu?

Pemerintahan Jokowi terus berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan menunjukkan bukti-bukti hasil kebijakannya yang baru beberapa bulan ini dijalankan. Berita gembira terus dikabarkan dengan memberikan bukti-bukti kongkrit hasil-hasil pembangunan yang sedang dilaksanakan. Walau di media sosial kabar-kabar itu selalu dinafikan oleh kubu yang berusaha menggagalkan dan tetap keukeh ingin menyebarkan berita negatif pemerintahan Jokowi. Namun secara perlahan dan pasti Pemerintah tetap melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan tetap memperhatikan reaksi masyarakat yang saat ini memang terbelah dua.

Untuk yang pro Pemerintahan selalu berusaha ikut membantu pemerintah mengabarkan rasa optimisme ini. Walau kadang dituduh sebagai corong pemerintah atau bahkan kasarnya dituduh sebagai penjilat bahkan pengkhianat. Sungguh tuduhan yang konyol. Memangnya Pemerintahan Jokowi itu pemerintahan Belanda atau jepang yang menjajah Indonesia sehingga para oendukung dianggap penjilat dan pengkhianat? Sungguh pemikiran yang aneh dan sangat mengada-ada.

Dalam pembangunan insfrastruktur memang dibutuhkan rasa optimis yang tinggi dan kepercayaan yang besar kepada Pemerintah. Tanpa itu maka pembangunan bisa terhambat dan bahkan mandeg di tengah jalan. Contoh sederhana saat kita membangun rumah kita tidak punya rasa optimis untuk bisa berhasil membangun dan banyak anggota keluarga yang meremehkan. Bahkan tak mempercayai developer dan para tukang. Walhasil bukannya rumah bisa terbangun malah percekcokan yang akan muncul.

Maka Presiden Jokowi mengharapkan kepada seluruh relawan dan para pendukungnya untuk tetap kritis namun juga turut serta menyebarkan optimisme ditengah-tengah masyarakat. Jika ini bisa dilakukan dengan baik maka semua program-program pemerintah akan bisa terlaksana dengan baik dan bisa selesai dengan tempo yang mungkin lebih cepat dari perkiraan.

Mari bersama sebarkan optimisme masyarakat. salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun