Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mega-SBY Sudah Berdamai?

11 Mei 2015   05:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mega dan utusan Demokrat (foto dari akun twitter SBYudhoyono)

[caption id="" align="aligncenter" width="557" caption="Mega dan utusan Demokrat (foto dari akun twitter SBYudhoyono)"][/caption] Sungguh indahnya hidup ini jika tak ada saling bermusuhan. Apalagi dikalangan elit dan tokoh bangsa yang menjadi panutan rakyat Indonesia. Seperti halnya Megawati dan SBY yang saling mendendam selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Padahal dalam ajaran agama manapun tak baik bermusuhan apalagi saling dendam. Kini jalan damai itu sepertinya sudah mulai terbuka. SBY yang dari dulu tak menginginkan permusuhan selalu berniat baik untuk mengajak Megawati berdamai dan melupakan segala permasalahan yang lalu. Maka tepatlah peribahasa yang mengatakan "yang lalu biarlah berlalu, yang baru mari kita bangun bersama." Partai Demokrat sebentar lagi akan mengadakan musyawarah besar alias kongres. Dalam persiapan itu SBY telah mengirim utusan untuk mengundang Megawati Soekarno putri yang notabene adalah Ketum PDI-P. Utusan itu disambut dengan baik oleh Megawati. Bahkan utusan itu berfoto dengan Mega dan pembesar PDIP lainnya. Dengan bangganya pak SBY mengupload foto itu di akun twitternya. Akankah ini akhir drama permusuhan antara Mega dan SBY? Publik berharap memang permusuhan yang tidak produktif ini harus segera diakhiri. Dalam politik tak ada musuh abadi, yang ada adalah kepentingan abadi. Politik itu sangat fragmatis, dimana ada keuntungan, uang dan jabatan maka politik mulai bermain. Di sini SBY memang sedang mencari kawan yang telah lama kesepian karena seringnya demokrat bermain didua kaki. Demokrat yang saat berkuasa juga sering menjadi inang dari partai-partai lain yang bersifat oportunis, kini saat tak berkuasa lagi maka ditinggalkan teman-temannya. Ini persis sekali dengan peribahasa  "mencari teman tertawa mudah, mencari teman untuk menangis itu susah." Jika benar bu Mega sudah memaafkan dan mau berdamai dengan SBY maka SBY adalah orang yang paling berbahagia, betapa dia yang sudah dituduh menelikung Mega saat pencapresan tahun 2004 lalu yang notabene saat itu dia diangkat Mega sebagai Menkopolhukam dan diorbitkan namanya oleh Mega. Maka rakyat hanya berharap drama permusuhan ini segera diakhiri dan Mega serta SBY sama-sama menjadi Ibu dan Bapak Bangsa yang menjadi contoh untuk masyarakat Indonesia yang sedang mencoba untuk berkehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis dan penuh perjuangan untuk kemandirian bangsa di tengah persaingan di dunia international. Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun