Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

SBY 10 Tahun Timbun Hutang Buat Apa?

4 Mei 2015   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono/Kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Presiden Joko Widodo bertemu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono/Kompas.com"][/caption] Sungguh berat beban pak jokowi menjadi presiden yang mewarisi segudang masalah. Dari masalah carut marut hukum dan erundang-undangan, maslah mental dan mental rakhyat sampai hutang luar negeri yang segunung yang harus dipikul seorang Jokowi yang kurus kerempeng itu. Terkait hutang luar negeri data-datanya bisa kita akses di www.bi.go.id. Disana semua terpampang dengan jelas. Jadi sekiranya pak jokowi nambah hutang lagi bakalan disoraki dan dinyinyirin oleh para hater. Sedangkan waktu jaman pak SBY dulu tak ada yang perduli dengan hutang kita yang dilakukan pada masa rezim SBY. Nah yang jadi pertanyaan untuk apakah utang itu digunakan/ Apakah untuk menutupi ketidak becusan tim ekonominya saat itu atau untuk menutupi subsidi BBM yang habis terbakar dan impor beras serta garam? Atau digunakan untuk proyek-proyek Hambalang yang dikorupsi oleh kebanyakan kader Demokrat? Sebagai rakyat kita seharusnya juga harus tahu untuk apa sebenarnya hutang itu. Tapi sudah terlambat. Sekarang saja baru kritis karena pak jokowi yang jadi presidennya. dulu-dulu cuma protes kalau pak SBY bikin lagu atau curhat dengan kata-kata prihatin. Menurut data BI Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2014 tercatat USD269,3 miliar sehingga tumbuh 7,1% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6% (yoy). (sumber bi.go.id) Data itu saya kutip dari BI. jadi saat SBY diakhir masa pemerintahannya hutang Indonesia masih tetap bertambah. Bahkan saat pelantikan 20 pak Jokowi Oktober 2014 lalu hutang luar negeri Indonesia membengkak USD 121 billion seperti tertera pada grafik diatas. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Grafik Pertumbuhan Utang Luar Negeri (sumber: Bank Indonesia)"]

Grafik Pertumbuhan Utang Luar Negeri (sumber: Bank Indonesia)
Grafik Pertumbuhan Utang Luar Negeri (sumber: Bank Indonesia)
[/caption] Faktanya dalam tahun 2009, -External Debt Pemerintah Indonesia adalah USD 99 billion. -Private Bank di Indonesia adalah USD 10 billion. -Private Non-Bank di Indonesia adalah USD 64 billion. Pada  tahun 2014, -Pemerintah Indonesia memiliki External Debt sebesar USD 131 billion. -Private Bank di Indonesia adalah USD 25 billion. -Private Non-Bank di Indonesia adalah USD 121 billion. (Sumber data Bank Indonesia seperti pada grafik diatas). Memang tidak dipungkiri hutang Indonesia sejak jaman Presiden Soekarno sampai Soeharto sudah sangat banyak. Namun sejak 10 tahun pak SBY hutang Indonesia semakin banyak. Ternyata yang diklaim pak SBY tentang penurunan rasio bukan hutangnya yang turun. Jadi mumpung pak SBY masih hidup masih bisa ditanyain untuk apa saja hutang yang menggunung itu. Dikemanakan sumber daya alam dan mineral Indonesia kok sampai kita bisa berhutang banyak banget. Ya kalau saya tak berani bertanya langsung cukuplah saya menulis di sini nanti akan ada orang yang lebih berkompeten untuk menanyakannya. Jadi jangan jadikan pak Jokowi hanya tukang cuci piring sehabis pesta besar selama 10 tahun. Kalau pun harus cuci piring marilah kita cuci piring rame-rame untuk membantu pak Jokowi. Sebagai rakyat kecil paling yang bisa saya lakukan hanya mengurangi hutang ppribadi dan mengubah pola hidup besar pasak daripada tiang dan menerapkan hidup sederhana di keluarga saya. Itu aja. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun