Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Juga Disadap oleh Timses Capres Lain

21 November 2013   06:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (tengah) meninjau proses normalisasi Kali Nipah di Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013). | KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (tengah) meninjau proses normalisasi Kali Nipah di Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013). | KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO"][/caption]

Sadap menyadap itu sudah bagian kehidupan manusia yang iri dan ingin memata-matai segala gerak gerik musuhnya baik sebagai lawan politik  sebagai rival dalam pemilu dan juga saingan bisnis. Semua cara dilakukan untuk menyerang dan menjatuhkan lawan-lawan politiknya demi satu ambisi yaitu jabatan.

Demikian juga dalam persaingan bisnis mematai-matai usaha saingan itu sudah sering dilakukan untuk melihat kelemahan produk lawan untuk bisa mengimbanginya atau kalau tak bisa mengimbanginya ya menjelek-jelekannya juga akan dilakukan.

Hal yang sama juga menimpa Jokowi. Sosok yang sudah digadang-gadang rakyat untuk menjadi presiden RI 2014 ini gerak-geriknya juga diintai (disadap) oleh capres lain dan tim suksesnya. Segala yang buruk yang terjadi pada Jokowi pastilah akan dibuat menjadi senjata untuk menyerang Jokowi. Sampai hal-hal pribadi Jokowi diintai.

Namun sialnya hasil intaian mereka tidak valid sehingga menjadi fitnah untuk Jokowi. Tuduhan Jokowi gak bisa wudhu adalah contoh hasil penyadapan yang salah. Menuduh orang tua Jokowi beragama Nasrani juga hasil sadapan yang keliru. Lalu menuduh Jokowi tidak Sholat Jumat saat melakukan sidak ke kantor walikota Jakarta Utara beberapa waktu yang lalu, juga jauh dari nilai-nilai kebenaran dan hanya sebagai fitnahan yang keji saja.

Penyadapan-penyadapan terus dilakukan oleh timses capres lain kepada Jokowi. Apalagi menjelang tahun 2014 ini. Para capres lain sangat khawatir jika benar-benar Jokowi dicalonkan oleh PDIP menjadi Presiden Ri 2014 nanti. Semua usaha untuk mengganjal Jokowi pun dilancarkan.

Kemacetan Jakarta yang memang sudah macet sejak jaman "bahula"  masih dijadikan senjata pamungkas mereka sekarang ini. Apalagi banjir yang kemungkinan akan datang beberapa bulan ke depan. Sepertinya masih menjadi sasaran yang empuk untuk menyerang Jokowi. Karena dua hal ini yang masih kasat mata bisa mereka lihat. Sementara untuk program Jokowi yang sukses dan berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat membutakan mata hati mereka. Prestasi Jokowi menertibkan Tanah Abang, membangun waduk Pluit dan Ria-Rio, Program KJS dan KJP yang sangat bermanfaat bagi warga DKI Jakarta juga terus disadap dan dicari-cari kelemahannya.

Tapi memang inilah dunia politik, penuh intrik yang kadang pelik dan menggelitik. Jokowi harus siap menghadapi itu semua untuk bisa bertahan demi memenuhi harapan rakyat Indonseia untuk menuju ke istana menggantikan presiden yang sekarang juga sudah lama disadap oleh negara tetangga tapi  tak bisa berbuat apa-apa.

Kita lihat saja, sampai sejauh mana serangan yang akan diterima Jokowi sampai menjelang pilpres 2014 nanti. Semakin seru, lebih seru dari saat beliau mencalonkan diri menjadi gubernur DKI.

Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun