Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Drama

[FDR] Ahok Ingin Masuk Islam

28 Juli 2013   05:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:56 5276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="465" caption="Ilustrai (sumber www.republika.co.id)"][/caption]

PELAKU

AHOK: Anak pengusaha kaya di kota baru tamat SD

AGUN: Anak pak guru Bain, cerdas dan jago silat

HERI FK,TAMZI,ARKE : Tiga anak berandal kampung

BAIN: Pak Guru dan merangkap sebagai Ustadz di kampung

KATEDRA: Ayah Ahok

Kejadian : Masa kini

Tempat kejadian :

Di jalanan yang sepi di suatu kampung dipinggir hutan, Ahok tersesat,dia tertinggal dari rombongan studi tour dari kota.

AHOK

(Menangis tersedu,sedu, ketakutan)

HERI,ARKE,TAMZI

(Tiga anak berandalan ini kebetulan lewat dan ingin menggaggu Ahok)

HERI

Wah ada anak Cina nyasar disini.

TAMZI

Ayo kita sikat

ARKE

(Agak lemot)

Disikat, enak saja aku saja jarang sikat gigi.

AHOK

(Makin ketakutan dan menangis makin kencang)

HERI

Hei anak cina, ngapain kamu disini (pasang muka galak,malah lucu karena mirip gorilla kebelet)

TAMZI

Bagaimana kalau kita perkosa saja si cina ini (mulai kumat)

ARKE

Walah anak laki2 kok diperkosa (nyengir kuda)

HERI

(Mulai bertindak anarkis, menarik-narik baju Ahok dan mencobah menggeledah saku2 baju dan celana Ahok)

AGUN

(Kebetulan lewat jalan itu dan menghampiri mereka)

AGUN

Hei, stop jangan ganggu dia. (Berteriak tapi suaranya agak cempreng)

HERI

Wah, mau cari mati anak ini.

TAMZI

Hei bocah tengil, jangan ikut campur urusan kami

ARKE

Iya, kami gak jual es campur kan belum buka puasa(masih bolot)

AGUN

(Sudah siap memasang kuda-kuda)

(Terjadi perkelahian 1 lawan 3, adegan silat seperti pitung mengalahkan 3 serdadu belanda)

HERI,TAMZI,ARKE

(Lari terbirit-birit)

AGUN

Siapa namamu? (Menghampiri Ahok)

AHOK

Ahok (masih ketakutan)

AGUN

Jangan takut aku mau menolongmu. Ayo kita ke rumahku tak jauh dari sini.

AHOK

Aku tersesat aku mau pulang (masih terisak)

AGUN

Sudah nanti ayahku yang mengantar kamu pulang. Kita kerumahku dulu. Pasti kamu lapar kan?

AHOK,AGUN

(Berjalan beriringan menuju sebuah rumah sederhana di kampung yang sunyi di pinggir hutan)

BAIN

(Sedang memotong kayu bakar di depan rumah)

Sudah pulang Gun, siapa yang kamu bawa itu.

AGUN

Ini Ahok ayah dia tersesat di hutan

AHOK

Iya Om, saya dari kota tertinggal rombongan saya dari kota.

BAIN

Oh, ya sudah nanti saya coba minta pertolongan. Agun ajak Ahok istirahat dan kasih minum dan makanan ya.

AGUN

Ya, ayah.

Yuk, Ahok masuk ke rumah

(Di dalam rumah Agun, mengambilkan minum dan makanan unuk Ahok)

AHOK

Kamu tidak makan?

AGUN

Saya puasa, ini kan bulan Ramadhan. Kami beragama Islam wajib puasa.

AHOK

Kamu gak apa2 lihat saya makan?

AGUN

Gak apa2 saya puasa dan gak masalah lihat kamu makan.

AHOK

Tapi di kota banyak orang Islam jahat-jahat, restoran ayah saya dirusak sama orang Islam, katanya kami gak boleh makan siang-siang kalau ada yang puasa.

AGUN

(Terdiam, merenung gak tahu kejadian karena gak pernah nonton tv)

AHOK

Tapi kamu lain ya, kamu dan ayah kamu orang baik.

AGUN

(Tersenyum)

BAIN

(Masuk ke rumah)

Nak Ahok, punya nomor telepon ayah, biar Om teleponkan.

AHOK

Ada Om (sambil menyebut nomor telepon).

BAIN

(Menelepon ayah Ahok)

Hallo pak, ini saya Bain Saptaman dari kampung Gunung Kidul. Ini saya mau bilang anak bapak ada di rumah saya.

KATE

Apa, Ahok sudah ketemu? Dimana? (Kesedihannya hilang dan nampak senang)

BAIN

Di rumah saya pak, dia dalam keadaan sehat ditemukan oleh anak saya si Agun.

KATE

Kamsiah-kamsiah pak Bain, saya segera jemput Ahok kesana.

BAIN

Baik pak kami tunggu, ini kalau bapak mau ngomong sama Ahok.

AHOK

Papa, ini Ahok selamat papa, ditolong Agun orang baik.

KATE

Iya-iya, nanti papa jemput Ahok tenang aja ya nak.

AHOK

Iya papa (terharu dan menyerah kan telepon ke pak Bain)

KATE

Terimakasih sekali lagi ya pak Bain sudah menyelamatkan anak saya.

BAIN

Iya pak, tidak apa sesama manusia harus saling menolong.

(Menutup telepon)

BAIN

Ayo Agun sudah azan ashar kta sholat dulu nak

AGUN

iya ayah, Agun wudu' dulu ya (keluar rumah untuk berwudu')

BAIN

Ahok istirahat dulu ya, kami mau sholat dulu di mushola kampung tak jauh dari sini.

(Keluar rumah dan pergi ke musholah bersama anaknya si Agun)

AHOK

(Memandang Ayah dan anak itu pergi, sambil membayangkan kalau itu adalah dirinya dan ayahnya. Dia menemukan ketenangan dan kebahagiaan di rumah sederhana ini. Ia ingin menjadi seperti Agun)

TAMAT

Untuk melihat karya lainnya silakan kunjungi

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/07/27/fdr-inilah-perhelatan-hasil-karya-peserta-event-fiksi-drama-ramadhan-577088.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun