Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Win-HT Tukang Becak, Blusukan, dan Kuis di Televisi

16 Februari 2014   15:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita miring tentang kuis kebangsaan di Televisi (sumber screenshoot: youtube.com)

Sering lihat kuis  di tv yang mengajukan pertanyaan tentang Indonesia dan berhadiah duit yang lumayan (daripada lumanyun).  Ada dua kuis yang bertajuk "Kebangsaan" dan "Kuis Cerdas" semuanya ada di TV milik taipan Hari Tanoe yang notabene menjadi cawapres mendampingi Wiranto sang ketum  Hanura.

Acara yang hanya sekedar bagi-bagi duit dan tebar pesona ini sungguh sangat menggiurkan bagi yang berhasil menelepon dan bisa menjawab pertanyaan dan mendapat hadiah. Ya bisa ditebak tujuan kuis seperti ini aalah kampanye terselubung sang pemilik stasiun tv itu.

Adalagi acara saat Wiranto menyamar menjadi tukang becak di acara Indonesia mewujudkan mimpi di tv milik MNC group ini. Bisa dipastikan banyak komentar miring atas acara itu. Bukannya mendapat simpati malah banyak yang kurang respek dengan acara-acra oencitraan gaya Win-HT ini.

Blusukan Wiranto dan Hari Tanoe ke desa-deesa dalam acara yang sama juga selalu menghiasi layar kaca. Sambil membagi dan mewujudkan keinginan sebagain warga yang ditemuinya. Seperti memberi kambing kepada penjaga ternak kambing atau membangunkan warung untuk seorang oenjaga sekolah yang ingin menjadi PNS di sekolah yang hanya bergaji 150 ribu rupiah.

Memang apa pun iatnya perbuatan yang dilakukan mereka adalah bagus karena membantu rakyat yang kesusahan. Namun dalam masa-masa pemilu seperti ini jelas masyarakat dapat menilai ini hanya sebuah kampanye dan propaganda saja.

Seharusnya KPI dan KPU sebagai lembaga yang mengatur aturan pemilu dan aturan siaran televisi di Indonesia bisa  memberi peringatan jika memang mereka melanggar aturan kamoanye dengan acra-acara yang mereka rancang di televisi milik mereka.

Seperti yang saya baca di inilah.com, ternyata kuis yang ditayangkan itu merupakan "setingan" atau rekayasa. Artinya para penelepon sudah dipastikan menang dan mendapat hadiah, karena jawabanya sudah bisa ditebak yang benar. (Baca di sini).

Lain lagi saat acara Wiranto menyamar jadi tukang becak dan menghadiahi becaknya kepada tukang becak yang menjadi teman mengobrolnya itu. Acara ini juga menjadi olok-olokan di twitter dan jejaring sosial lainnya. Alih-alih mendapatkan simpati, malah Win-HT menjadi bahan ejekan di jejaring sosial twiter dan facebook. (baca sumbernya di sini).

Saran saya kepada tim sukses Win-HT agar hati-hati dalam merancang suatu program di televisi, jangan sementang-mentang banyak uang dan punya stasiun tv sesuka hati membuatacara tv yang terkesan bisa meningkatkan elektabilitas Win-HT. malahan dengan cara-cara ini hanya terkesan menghamburkan uang dan bukannya mendapatkan dukungan malah kecaman.

Sangat disayangkan sebenarnya seorang mantan jenderal seperti Wiranto masih terpengaruh dengan cara-cara yang oportunitis seperti ini. memang sih tak menjadi maslah wong duit-duit mereka kok anda yang sewot. Bukan seperti itu, maksudnya lebih bermanfaat jika Win-HT yang memang sudah kaya benar-benar mengabdi untuk rakyat dengan memberikan pendidikkan gratis kepada anak-anak bangsa yang pintar namun miskin di seluruh pelosok Indonesia agar bisa bersekolah lagi,

Coba sekali-kali Win-HT bklusukan di jalan-jalan kota besar jumpai anak-anak jalanan dan terlantar, beri mereka rumah dan suruh sekolah lagi. Tapi saya rasa mereka tidak mau karena anak terlantar ini tak punya suara di pilpres 2014 mendatang.

Salam Kompasiana.

Sumber gambar:screenshoot youtube.com:docpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun