Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Dibenturkan Dengan Megawati?

26 Februari 2014   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Megawati (Sumber foto: kompas.com)

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Jokowi dan Megawati (Sumber foto: kompas.com)"][/caption]

Pemilihan umum tanggal 9 April 2014 makin dekat, tinggal menghitung hari saja. Gonjang-ganjing dan politik dan kehebohan dalam rangka menyambut pesta demokrasi itu makin ramai. Semua caleg berusaha untuk bisa menang dan melenggang ke senayan atau ke kantor DPRD masing-masing di daerahnya.

Banyak cara dan akal para caleg dan capres yang ingin menang, ada yang mendatangi warga minta dicoblos dengan menjanjikan memberikan beberapa uang puluhan ribu. Sampai ada juga yang membagi-bagi sembako,kain sarung,menyumbang sajadah di Masjid dan memasang baleho segede gajah di seantero sudut jalan dan komplek perumahan tempat penulis tinggal.

Banyak pemilih yang apatis malah senang dibagi uang dan sembako dan dengan senang hati akan mencoblosnya sambil mempengaruhi tetangganya dengan mengatakan,"mumpung dia masih ingat membagi hartanya walau sedikit,ntar kalau dah jadi juga lupa bukannya memberi malah kita dicekik".

Miris saya mendengar komentar warga seperti itu, sudah tahu nanti bakalan dicekik kok masih mau dicoblos. ibaratnya warga sedang diberi umpan pakai kail. Setelah ketangkap kail diangkat sang ikan mau digetok digoreng dan dipanggang terserah si pemancing. Bodoh amat dengan nasib rakyat yang sudah susah malah akan semakin susah.

Kembali ke topik ada wacana bahwa para pendukung dan sipatisan sudah mulai bergerilya memainkan perannya masing-masing. Ada yang berusaha menjatuhkan rivalnya dengan kampanye hitam dan lain sebagainya. Demikian juga dengan para pendukung Jokowi akhir-akhir ini masif diserang karena Jokowi tak kunjung dicapreskan. malah diolok-olok bahwa pendukung Jokowi hanya menghayal dan malah membenturkan Jokowi dengan Megawati yang notabene adalah ketum PDIP yang berwenang mencapreskan siapa saja.

Penggiringan Opini yang menyatakan bahwa Megawati yang akan mencapreskan diri adalah suatu blunder yang akan membuat PDIP tak akan mendapat simpati rakyat terutama para pendukung Jokowi. Hal ini bukan berarti Jokowi dibenturkan dengan Megawati. Namun karena PDIP aka Megawati tak peka lagi dengan suara rakyat para simpatisan maupun para kadernya.

Sejak meninggalnya bapak Taufiq Kiemas sang motivator Megawati semakin lunglai, maklum seorang istri yang ditinggal suami pastilah akan terombang-ambing. Saya menyadari itu sebagaimana dulu ibu saya kehilangan ayah. Megawati tak punya lagi penaasehat ulung seperti bapak Taufiq kiemas. Sekarang Megawati dikelilingi oleh begitu banyak orang-orang yang punya kepentingan yang mengombang-ambing Megawati dalam mengambil keputusan termasuk pencapresan dari PDIP sendiri.

Pendukung Jokowi bukan membenturkan Jokowi dengan Megawati yang sedang bingung karena banyak pembisiknya yang ingin menjerusmakan PDIP agar tidak mencalonkan Jokowi. Para pendukung Jokowi hanya menyayangkan jika hal ini terjadi maka harapan rakyat untuk berubah akan sirna.

PDIP yang katanya partai wong cilik sepertinya kurang peka terhadap kemauan rakyat kecil yang menginginkan Jokowi memimpin negeri ini. Bukan saja mengorbankan partai jika Mega tetap tidak mencapreskan Jokowi maka Mega sendiri yang membenturkan kepentingan rakyat. Tanpa sadar Megawatilah yang menghancurkan PDIP, dan inilah yang diharapkan oleh musuh-musuh PDIP.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun