Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Miskin Gak Bisa Sekolah... Mau Jadi Apa?

28 Februari 2014   23:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber:nisabollong.wordpress.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi (sumber:nisabollong.wordpress.com)"][/caption]

"Bu saya pingin sekolah lagi... tapi orang tua saya gak kasih, katanya saya harus kerja saja membantunya memulung agar bisa cari duit untuk makan. Orang tua saya gak sanggup membiayai bu..." Sambil menetes air mata istri saya menceritakan keluhan muridnya yang harus putus sekolah karena ketiadaan biaya.

Ini bukan fiksi tapi nyata didepan saya dan istri saya, banyak anak putus sekolah di kampung ku. Dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Dijaman internet seperti sekarang ini masih saja ada orang tua yang tak sanggup menyekolahkan anaknya. Walau ada program BOS,sekolah gratis seperti di SD Negeri dan SMP Negeri. Namun untuk biaya pakaian dan buku-buku serta transportasi orang tua masih harus mengeluarkan dari koceknya sendiri.

Inilah yang menghambat orang tua yang miskin dan hanya bekerja serabutan bahkan kadang sebagai pemulung tak menyekolahkan anaknya. Jangan kan untuk biaya sekolah untuk makan saja mereka kesulitan. Kadang istri saya sampai menangis jika ada muridnya yang pintar tapi karena ketiadaan biaya tak bisa melanjutkan sekolah.

kadang istri saya tak sampai hati dan memberi bantuan semampunya, membelikan buku-buku pelajaran dan buku tulis untuk mereka. Kadang pakaian sekolah bekas anak kami yang masih layak dipakai dia sumbangkan untuk muridnya yang tidak mampu.

Maklumlah guru yang mengajar di sekolah swasta di kampung yang notabene murid-murid disana berasal dari warga yang tidak mampu dan kebanyakan hanya bisa menyekolahkan anaknya sampai SD. kadang pun tidak tamat SD. Yang penting bisa tulis baca, setelah itu mereka tak disekolahkan lagi.

Alasan miris selalu mereka berikan karena ketiadaan biaya dan anak-anak harus membantu orang tuanya bekerja mencari nafkah. Pernah istri saya mengangkat anak aasuh untuk dibiayai sekolahnya. namun karena orang tuanya bersihkeras meminta anaknya untuk tidak sekolah agar bisa membantunya bekerja sebagai pemulung akhirnya dengan berat hati anak itu akhirnya tak sekolah lagi.

Disadari atau tidak pendidikkan adalah penting untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Jika terus dibiarkan rakyat tak bisa sekolah atau tak mau sekolah karena ketiadaan biaya hal ini akan menjadi lingkaran setan yang membuat tingkat kehidupan mereka akan begitu-begitu saja.

Bagi orang tua yang berfikiran maju karena pernah mengenyam bangku pendidikkan pastilah tak ingin anaknya tidak bersekolah. Orang tua seperti ini pastilah akan bekerja keras untuk bisa menyekolahkan anaknya. namun bagi orang tua yang juga tak mengenyam bangku sekolahan akan menganggap sekolah itu hanya buang-buang uang dan waktu. Bahkan mereka ingin cepat memberdayakan anak-anaknya agar membantu mereka mencari nafkah.

Salam miris Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun