[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Jokowi dan Risma (sumber foto:kompas.com)"][/caption]
Setelah tak berhasil mencecar Jokowi dengan umpatan-umpatan sadis seperti pengkhianat,pembohong,serakah,haus jabatan dan lain-lain. Para pemilik mulut kasar dan sadis baik yang sudah tua maupun yang masih bau kencur tak diambil pusing oleh Jokowi. Jokowi malah tak bergeming dengan ungkapannya yang kini terkenal di socmed dengan tagar #akurapopo.
Saya heran juga ada orang yang sudah tua, rambut dan jenggotnya sudah beruban tapi mulutnya masih saja suka mengeluarkan umpatan kepada orang lain. Saya kasihan apa jantungnya gak terus berdebar kencang yang akhirnya tensinya meninggi dan bisa-bisa terkena serangan jantung dan stroke kalau Jokowi akhirnya melenggang ke istana Presiden.
Dengan banyaknya serangan dan hujatan kepada Jokowi dan Jokowi menjawab dengan akurapopo membuat mereka semakin kesal dan geram. Akhirnya cara-cara lain dilancarkan. Banyak pengamat dadakan berkomentar miring soal Jokowi dan membandingkan dengan Ibu Risma yang kerjanya lebih hebat dari jokowi tapi bu Risma tidak maju jadi capres. Pernyataan ini saya baca dari tribunnews  di sini.
Pengamat ini sepertinya ingin mengadu domba antara Jokowi dan Risma yang sama-sama ada dalam kandang banteng (PDIP). Pernyataan orang-orang seperti ini terdengar sumir dimasa-masa kampanye ini. Mereka sudah tak bisa berpikir dengan cara apalagi menggoyahkan pencapresan jokowi yang sudah mendapat mandat dari rakyat yang tersalurkan melalui surat yang ditulis tangan sendiri oleh ibu Megawati.
Kenapa Ibu Megawati tidak memilih bu Risma? hanya Ibu Mega sendiri yang tahu jawabannya. Kita hanya sekedar bisa menduga-duga dan beropini saja. Banyak faktor kenapa ibu Mega tidak mencapreskan ibu Risma dan memilih Jokowi.
Usaha adu domba Jokowi dan Risma yang dilakukan pengamat politik itu akhirnya juga hanya sebagai wacana yang terlihat sebagai bagian kampanye hitam terhadap pencapresan jokowi dan berusaha memecahbelah kesolidan PDIP terhadap pencapresan Jokowi.
Walau mereka mengatakan ibu Risma lebih berani dibanding jokowi maksudnya dalam melawan pemerintahan diatasnya. Mereka mencontohkan bahwa Ibu Risma tetap mengesahkan perda di daerahnya walaupun pemerintah propinsi tidak menyetujuinya.
Ibu Risma itu bagian dari PDIP dan sama-sama membangun untuk Indonesia melalui kepemimpinannya di Surabaya. Inilah kehebatan PDIP yang memiliki kader-kader pemimpin daerah yang luar biasa. Jadi kalau dikatakan Indonesia mengalami krisis kepemimpinan saya tidak percaya karena masih ada Jokowi dan *Ibu Risma dan jangan mengadu domba antara keduanya.
Salam Kompasiana.
Artikel terkait: