Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengkritik Jokowi Asbun

3 April 2014   13:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini sejak Jokowi resmi dicapreskan bu Mega, banyak tulisan dan kritikan miring baik yang diposting di Kompasiana maupun di media sosial lainnya. Rata-rata saya amati kritikan mereka asbun alias asal bunyi dan kadang mengejek bentuk fisik dan juga melakukan tuduhan yang berulang-ulang dan itu-itu saja. Padahal setelah kritikannya dicounter balik mereka uring-uringan sambil koar-koar bahwa Jokowi antikritik dan menuduh oara pendukung Jokowi antikritik.

Saya memaklumi kritikan dan bahkan cacian pedas mendera Jokowi. maklum Jokowi adalah capres yang mereka anggap paling potensial yang bisa menang dan paling diinginkan rakyat. Walau mereka menuduh Jo9kowi hanya pencitraan media saja, namun tergambar jelas ketakutan mereka terhadap Jokowi.

Ini menandakan bahwa tuduhan pencitraan yang mereka lontarkan penuh keraguan. Al hasil karena tuduhan mereka tak berdasarkan ketakutan akan naiknya Jokowi menjadi presiden membuat mereka terus menggempur Jokowi dengan kritikan-kritikan asbun.

Banyak bukti telah dikemukakan baik oleh pendukung maupun yang netral bahwa Jokowi memang diinginkan kebanyakan rakyat Indonesia. kalau mereka bertanya rakyat yang mana? Ya saya juga rakyat Indonesia. Di pelosok Solo,dipelosok Jakarta dan di pelosok Sumatera serta dipelosok Papua banyak yang mengharapkan jokowi menjadi presiden RI>

Kenapa mereka (red:pengkritik jokowi) selalu mengulang-ulang kritikan yang sama? Benar dugaan pembaca bahwa mereka tak yakin bahwa kritikannya itu benar. Bahkan parahnya mereka sendiri mungkin tak tahu apa yang mereka tuduhkan pada Jokowi itu ada dasarnya atau alsannya. Bahkan sesuatu yang abstrak dan sumir selalu dituduhkan untuk jokowi seperti Jokowi pengkhianat,ingkar janji,pembohoing. Dan baru kali ini pejabat selevel jokowi yang dituntut sikap moralnya.

Kenapa dengan pejaba yang lain tidak mereka minta pertanggung jawaban moralnya? Kenapa para koruptor dan pejabat yang berkuasa tapi tidak menjalankan amanah dan janji-janji kampanyenya tidak mereka tuntut juga? Ya jelas karena mereka tidak mengkhawatirkan dan tidak mencalonkan jadi presiden. itulah alsan dan pokok maslahnya.

Ketakutan keada jokowi hampir memuncak, sehingga ini akan menjadi kulminasi bahwa demokraasi di negeri ini masih sehat. Mereka masih beropiini di media dan tidak melakukan penyerangan secara fisik kepada jokowi. Penyerangan dan pembullyan di media merupakan dinamika dan merupakan pembelajaran politik.

Rakyat yang cerdas akan menilai bahwa seseorang itu jujur dan berlaku ikhlas atas segala tuduhan dan cacian dari segelintir orang saja. Tak akan berpengaruh pada Jokowi, malah ini akan semakin menaikkan elektabilitas Jokowi. Mereka tak sadar dengan terus-terusan menghujat jokowi akan meletakan Jokowi sebagai orang yang terbully dan terzolimi di media. Dan ini merupakan modal Jokowi untuk melenggang ke istana.

Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun