Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money

Iklan Jokowi dan Email Bocor Bikin Saham Viva Anjlok

9 April 2014   00:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53 2898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Tampilan email yang disebut dari Chief Executive Officer (CEO) atau Presiden Direktur Tv One dan Viva.co.id. Isi email itu diunggah di Kompasiana. (sumber:kompas.com)"][/caption]

Emang kalau orang kaya itu bisa bebas marah-marah dan mengultimatum karyawannya seenak udelnya ya. Gara-gara iklan Jokowi nangkring di Viva.co.id. Manajer tertingginya yaitu anak sang taipan ARB bernama Ardi Bakrie ngamuk dan mengultimatum dewan redaksi Vivanews melalui email. Email yang bocor melalui tulisan kompasianer yang mengaku bernama Susi Avivah yang mengunggah tulisan pada Senin (7/4/2014).

Sayang tulisannya sudah dihapus sang penulis namun masih bisa dilihat ditembolok google di sini. Dan tulisannya juga sudah beredar jadi pemberitaan kompas.com di link ini. Akibat tulisan dan email yang bocor itu. Kini saham Viva group mengalami penurunan.

Saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) turun hingga 3,13 persen pada siang hari ini. Pada jeda makan siang, saham VIVA dihargai Rp 310 per saham, di mana pada penutupan kemarin emiten ini berada di level Rp 320 per saham. Padahal pada perdagangan sesi I, harga saham tersebut sempat di level Rp 324 per saham atau naik 1,25 persen.(sumber).

Dalam email Ardi itu mengancam akan memecat dan meminta pengunduran diri dewan redaksi yang tidak suka dengan keputusannya itu sebelum ayam berkokok. Dan hari ini diberitakan ramai-ramai dewan redaksi Vivanews mengundurkan diri.

Gara-gara iklan Jokowi yang nangkring dan bikin sakit hati sang anak karena bapaknya takut disaingi akhirnya jadi mengindahkan norma-norma dan etika manajerial profesional. Seorang pemimpin perusahaan yang gampang emosi dan bertindak bodoh akhirnya merusak perusahaannya sendiri.

Inilah akibat sebuah media atau perusahaan yang tidak independen atau malah dimiliki partai tertentu akhirnya menjadi corong partainya sendiri dan membuat berita-beritanya menjadi tidak objektif lagi. Ini menjadi pelajaran yang cukup berharga bahwa sekaya apapun kita kalau berlaku arogan dan sombong akhirnya akan mendapatkan akibat yang buruk untuk diri sendiri maupun perusahaannya.

Saya hanya lucu saja, sampai segitunya marah karena takut bapaknya tersaingi sama Jokowi sehingga dilarang pasang iklan di media miliknya. Mungkin Jokowi belum bayar iklannya atau bayarnya pakai daun kali makanya gak boleh ngiklan di vivanews heheheh :-D

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun