Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalau Ada Koalisi-koalisian Bagusnya Bikin 2 Partai Saja

6 Oktober 2014   15:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: baranews.co)

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Ilustrasi (sumber: baranews.co)"][/caption] Ini hanya pemikiran orang awam di perpolitikan. Kenapa harus banyak partai yang hanya bikin muak dan menghabiskan anggaran saat pemilu. Kalau toh akhirnya mereka pada berkoalisi dan saling berantem di DPR. Jadi lucu ketika mereka membuat dua blokade antara KIH dan KMP yang saling beradu dan berebut peraturan yang mana lebih menguntungkan kelompoknya sendiri. Kenapa dari awal tak buat dua partai saja. Jelas dan tak buat anggaran bengkak. Rakyat juga gak bingung-bingung amat karena cuma ada dua tanda gambar yang akan dicoblos. Nah kalau meraka akhirnya juga berkoalisi kenapa dari awal tak berkoalisi saja hahaha... Dasar politik. Saya memang gak paham politik. Tapi saya juga gak bodoh-bodoh amat masalah perpolitikan yang penuh gelitik dan intrik. Yang akhirnya bikin para p[olitikus itu meringkik dan buncit makan uang haram dari dana dan anggaran yang mereka ada-adakan untuk kepentingan mereka sendiri. Sementara dana untuk rakyat dan kesejahteraan rakyat sangat minim dan kadang malah disunat. Saya heran kenapa masih saja prilaku culas para politikus itu dipelihara. Sementara rakyat masih banyak yang miskin, bodoh dan buta aksara. Bahkan banyak yang sakit tak bisa berobat dengan layak akhirnya mati sia-sia. Kalau masih terus seperti ini, negeri ini tak akan bangkit-bangkit. Walau ada sosok seperti Jokowi atau bahkan 1000 Jokowipun tak akan berguna. Toh percaturan politik dan pemerintahan bagai panggung sandiwara. Seolah-olah membela rakyat ternyata hanya kamuflase saja. Ya ini hanya curahan uneg-uneg saja. Yang mungkin tiada gunanya. bahkan jadi lokan dan bahan tertawaan saja. Tapi terserah, yang penting saya sudah meluapkannya. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun