Mohon tunggu...
Gumilang Hidayat
Gumilang Hidayat Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Pekerja Purnawaktu di Media Arus Utama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Orang Ini Beda, Pemberontak dan Penghibur!

19 Mei 2014   12:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1400452767411583648

[caption id="attachment_336831" align="aligncenter" width="512" caption="www.gilanggumgum.blogspot.com"][/caption]

Pidi baiq, nama yang tidak dikenal banyak orang dan hanya dikenal oleh sebagian banyak orang. Pidi baiq, sang separator ulung, penentang hal-hal yang lazim dan manusia paling indie yang pernah gue temukan. Menelusuri rute pemikirannya, kita akan dibuat bingung. Dia tak mau difitnah menjadi pelawak, tapi dalam keseriusannya berkata pasti terselip cita rasa humor yang dia sendiri tak mau dibilang pelawak. Kata dia, mungkin harus ada kata yang pas untuk menamakan Pidi Baiq orang yang seperti apa.

Dia adalah musisi, penulis, pelukis, komikus, seniman, dekan, lirikus dan sang imam besar the panas dalam. Sebuah kelompok musik yang didirikan di negara The Panas Dalam. Dia pernah membuat sebuah negara ketika dididik di perguruan kenamaan di Bandung. Ya namanya juga sang pemberontak amatir, dia selalu menjadi penentang. Bahkan, dia punya negara sendiri demi tak adanya waktu luang yang tak digunakan untuk apa-apa. Makanya, di saat waktu luangnya kosong, dia sampai sibuk menghimpun warganya di negara The Panas Dalam di penghujung 90-an.

Gue suka Pidi Baiq, secara sudut pandangnya tentang kehidupan yang aneh, tapi dikata yang diucap selalu ada makna ganda untuk membuat orang selalu berpikir dengan apa yang diucap. Dia pernah berkata, kalau Google menjawab semuanya dan Pidi Baiq menjawab semaunya. Benar-benar seniman wahid. Hahaha. Sebenarnya, gue denger lagu The Panas Dalam dari era SMP, tapi beberapa tahun belakangan ini, gue telusuri dialah sang nakhoda The Panas Dalam. Dari sebuah negara sampai menjadi kelompok musik.

Pidi Baiq, juga selalu menjadi pembanding karya orang lain, ketika Lia Aminudin buat buku “Kingdom Oh Heaven”, Pidi Baiq, membuat buku tandingan “Kingdom of Have Fun”. Hahaha. Sebenarnya ada beberapa buku tandingan, tapi gue males nulisnya. Biar situ yang cari aja sendiri. Dia adalah The Panas Dalam, dan The Panas Dalam adalah dia. Liat aja, masa namanya vokalis jarang manggung, bahkan dia melakukan pembenaran kalau dia cuma vokalis di dalam album. Bukan vokalis panggung, agak gimana gitu ya. Kalau di label major, orang ini tak bakal dipakai, karena dari segi bisnis, orang ini tak menguntungkan. Kalau dia merasa dia adalah sang imam, tapi kalau manggung tak mau, ya bakal tak bisa bertahan itu The Panas Dalam. Soalnya, aksi manggung dapet pendapatan paling puncak di major label (kebetulan gue pernah magang di major label).

Pidi Baiq, adalah sang penghibur orang-orang tertentu. Bagi dia yang merasa terhibur olehnya, pantas mendaulat Pidi Baiq merupakan sang penghibur. Dia juga berpandangan, kalau seniman melihat sisi seni yang dinilai dari rating, itu bukan seniman melainkan buruh seni. Dia juga, cuma mengajak orang-orang menertawakan sesuatu lewat lagunya, bukan membuat pernyataan yang lawak. Tapi cuma, mengajarkan orang-orang yang mendengarkan lagunya mentertawakan sesuatu dan kalaupun tertawa, alhamdulillah.

Ya begitulah Pidi Baiq, tetap menjadi manusia yang selalu tak ingin tampil di tivi, karena kata dia, lebih baik masuk surga daripada masuk tivi. Hahaha. Dia juga mengakui, kalau dia adalah seseorang yang dengan serius tapi bisa menyebabkan orang tertawa. Jika bicara tentang Indonesia, Pidi Baiq menyebutnya kalau negara ini selalu ingin sama seperti apa yang negara luar lakukan. Tak berani “menentang”, terus aja terbawa-bawa oleh luar negeri.

Pidi Baiq mengakui dengan lakonnya sebagai warga negara dunia, bukan warga negara Indonesia. baginya, di mana pun dia berada, di sanalah negara dia, di mana dia bisa senang, maka di sanalah negara-negara dia. Dia ingin cintanya ini, menembus batas teritorial. Sebenarnya, secara pemikiran, Pidi Baiq ini benar-benar pluralis. Bisa meneruskan, Gusdur dan Cak Nur, bedanya Pidi Baiq bukan dilahirkan di Jombang, yang kebetulan, Gusdur dan Cak Nur berasal dari sana. Situ mesti mencari tahu lebih dalam tentang Pidi Baiq, karena bakal gue garansi, setiap kata yang diucap Pidi Baiq dari berbagai kategori, pasti menghibur. Dan insya Allah, Anda akan terhibur oleh kata-kata yang diucap oleh Imam Besar The Panas Dalam ini. Hahaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun