Tengah malam gelap hitam pekat,
aku tiba direngkuhmu.
Lunglai dan letih tersasa menusuk setiap pori sendiku,
dan akupun terusik bangun oleh sengatnya mentari pagi.
Saat aku tatap matamu, sebelum tarian itu kau mulai,
ada rasa kagum penuh tanda tanya.
Saat itu hanya kau berbisik dengan mata narnar,
biarkan kuselesaikan tarianku.
Ku biarkan kau menari penuh mantra
Ku biarkan kau berjingkat lembut menatap jiwaku
Ku biarkan kau telanjangi pikirku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!