Celepuk itu berceloteh saja sajak  Ciblek riang
Yang bertengger di atas pohon gori itu Celepuk, walau bernyanyi Ciblek.
Adalah rindu yang elok nan mustahil ditafsir redupnya rembulan jingga.
Cukup lama tak menarikan jari di laman ini, aku rindu..... rindu duduk di ujung pelangi .
Bersama mentari pagi, angin liar dan peluh pagi, aku terbangkan rangkaian mantra.
Semoga kau ada di sana menunggu, di balik gelora pahatan gelombang samodra, berukir cakrawala.
Yang bertengger itu Celepuk, dan bernyanyi Ciblek
Riang, renyah dan nakal.
Ada cinta yang tak kuasa tersembunyikan sanubari.
Terbentang dalam hamparan kata dan sorot mata, ada saja kau di sana.
Waktu berjalan dan berhembus, sebentar lagi ada hari dan waktu bagian dari hidupmu.