Semakin jauh langkah ini terukur, Â
namun jalan seakan makin kabur. Â
Usia berderap, tak henti menambah hitung, Â
namun hati tersesat dalam jeda yang murung.
Dulu, mimpi seperti bintang yang dekat, Â
cukup rentangkan tangan dan ia lekat. Â
Kini, bintang-bintang seolah pudar, Â
tersapu kabut, meninggalkan sinar samar.
Ada ingin yang tetap tertahan, Â
meski waktu memanggilnya untuk pulang. Â
Namun, arah tak lagi berbisik terang, Â
dan aku berdiri di ambang, semakin bimbang.
Apakah aku mengejar yang telah usang, Â
atau mencari diri di antara bayang? Â
Di cermin waktu, wajahku makin renta, Â
menanti jawab dari teka-teki semesta.
Jika kelak hari ini hanya cerita, Â
biarlah ia tersimpan dalam langkah yang hampa. Â
Sebab meski tak tahu jalan pulang, Â
aku tetap melangkah, walau gamang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H