Mohon tunggu...
Hotdi Gultom
Hotdi Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di IPB University

Hobi Nulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Pagi yang Tak Terucap

7 November 2024   17:17 Diperbarui: 7 November 2024   17:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, langit menggantungkan doa  di antara awan yang belum berwarna,  menyimpan harapan yang tak terucap,  
menyusuri angin yang pelan menguap.

Ada bisik angin yang merambat pelan,  
mencium dedaunan, menyentuh dahan,  
membawa cerita yang tak sempat kita bagi,  
mengiringi langkah tanpa suara, tanpa janji.

Terang yang belum sepenuhnya terbit,  
merayap, melukis lembut di ufuk pagi,  
seperti kata-kata yang kita simpan sendiri,  
tanpa berani sampai, namun tetap menemani.

Mungkin, hari ini biarlah cahaya bicara,  
memberi tanpa harus menerima,  
menghangatkan tanpa perlu diminta,  
berjanji pada diam, mengikat pada jiwa.

Dalam segala yang tak perlu diucap,  
ada rasa yang tetap menyusup pelan,  
mengikat kita pada cahaya yang sama,  
meski langkah kita tertinggal di seberang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun