"Whosshhh"
Terdengar angin malam menyapu pelan pinggir jalan yang begitu sibuk, menari-nari di antara lonjakan kendaraan dan pejalan kaki yang terlihat terburu-buru. Semuanya paham bahwa hujan akan segera turun. Pilihannya hanya ada dua, bergegas cepat agar langsung bisa beristirahat di kediaman masing-masing, atau berleha-leha jika siap diguyur oleh derasnya air hujan.
Di salah satu sudut yang sedikit tersembunyi di persimpangan jalan, terdapat sebuah warung bakso sederhana dengan papan nama yang sudah pudar, "Bakso Pak Sukardi". Meskipun tersembunyi, warung bakso tersebut tidaklah pernah sepi dari pembeli. Reputasinya di kalangan masyarakat sudah tidak perlu diragukan lagi, tinggal bilang saja nama pak sukardi, semua orang langsung sepakat betapa enaknya bakso itu.Â
Di sudut warung, terlihat seorang pemuda bernama Putra sedang asyik dengan gadgetnya sambil menikmati semangkuk bakso. Â Usianya sekitar 24 tahun, mengenakan kemeja biru muda dengan lengan yang digulung hingga siku, dengan bawahan celana jeans hitam yang sedikit pudar. Sepasang sepatu sneakers putih melengkapi penampilannya, memberikan sentuhan modern dan dinamis. Di pergelangan tangan kirinya, terdapat sebuah jam tangan sederhana namun elegan, hadiah dari orang tuanya saat kelulusan.
Dia sangat menikmati suasananya, suara rintik yang mulai hujan membuat suasananya menjadi tenang. Akhh.. Dia memang mencari ketenangan sehabis penat bekerja sepanjang hari.
Tapi naas baginya. Ketenangan yang dia nikmati sepertinya tidak bertahan lama. Karena beberapa saat kemudian, muncul lima orang yang jika diliat dari tampangnya sepertinya sih mahasiswa, sedang masuk ke dalam warung. Begitu memesan, mereka terlihat asyik ngobrol satu sama lain. Terlihat begitu akrab karena mereka saling meledek satu sama lain tanpa ada yang terlihat sakit hati.
Putra sedikit terganggu, tapi mencoba cuek dengan kondisi sekitar. Obrolan para pengganggu ini menurutnya sangat tidak bermutu. Obrolan mereka hanya seputar wanita saja. Melihat dari obrolan mereka, seperti salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan PDKT dengan crushnya, kemudian 4 orang lainnya tampak memberikan saran dan masukan. Sialnya dari empat orang tadi ternyata yang paling banyak memberikan saran masukan adalah tiga orang yang statusnya jomblo.
Siall. Putra menepuk dahi tidak percaya setelah mengetahui hal tersebut. Sepertinya bener kata orang bahwa orang jomblo lebih bagus memberi saran dibandingkan orang yang pacaran. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan warung setelah membayar terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H