[caption id="attachment_216183" align="aligncenter" width="640" caption="reuters"][/caption]
Ketakutan Iran terhadap kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas nuklirnya di tahun 2008, mengakibatkan rentetan kecelakaan pertahanan Udara. Termasuk di dalamnya adalah melakukakan tembakan terhadap sebuah maskapai penerbangan sipil dan salah satu pesawat militernya sendiri.
"Unit pertahanan udara Iran sering melakukan aksi teledor berulang kali. Termasuk menembakan senjata antipesawat atau mengirim pesawat ke target yang tak dikenal atau yang keliru dikenali" lapor New York Times pada Rabu, mengutip laporan intelijen rahasia AS.
Di Iran, unit pertahanan udara tidak stabil menyusul kekhawatiran bahwa pesawat musuh mungkin meniru profil pesawat penerbanga sipil. 'Kecelakaan Operasional oleh satuan pertahanan udara' , nama laporan rahasia Pentagon pada 2008 itumenyebutkan amburadulnya sistem pertahanan udara Iran. Kewaspadaan yang tinggi terkombinasi dengan buruknya komando dan kontrol.
Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Suriah pada tahun 2007 membuat Iran waspada. Menurut laporan intelijen AS, pada Juni 2007 satuan pertahanan udara pasukan Garda Revolusi menembakan misil TOR-M1 ke sebuah pesawat penumpang. Setahun kemudian pada bulan Mei, sistem pertahanan anti pesawat terbang Iran menembak drone pengintainya sendiri dan sebuah pesawat yang sedang membawa warga sipil. Masih di bulan yang sama , sistem anti pesawat itu juga menembak jet tempur F-14 miliknya sendiri.
[caption id="attachment_216184" align="aligncenter" width="300" caption="english.dailypeople.com.cn"]
Pada Juni 2008, segera setelah Israel melakukan latihan udara, pertahanan udara Iran juga kembali menembak dua pesawat milik maskapai penerbangan sipil. Sebuah Jet Tempur F-4 bergegasmenghadang Irak Airways yang sedang terbang dari Baghdad menuju Teheran. Hal itu dilakukan untuk memastikan langsung identitas penerbangan sipil tersebut. Beruntung, pesawat milik Irak Airways itu tidak mendapat gangguan yang membahayakan.
Latihan udara Israel memang sangat sensitif bagi Iran. Setelah latihan udara Israel yang tampaknya ditujukan sebagai persiapan untuk menyerang fasilitas nuklirnya, Iran
menyiagakan semua komponen kekuatan udara. Laporan rahasia Pentagon menyebutkan, bahwa komandan angkatan udara Iran memerintahkan latihan tembak harian ‘Dari udara ke darat’. Jarak jangkauan latihan tembakan tersebut persis dengan jarak jangkauan terhadap Haifa, kota Israel dan fasilitas nuklir Israel di Dimona.
Penembakan terhadap penerbangan sipil yang dilakukan Iran bukanlah yang pertama kalinya. Sebuah pesawat milik Korean Airlines ditembak jatuh oleh Sukhoi 15 milik Uni Soviet pada 1 September 1983. Pesawat sipil bertipe boeing 747 itu diserang di atas laut Jepang dalam perjalanannya dari New York menuju Seoul. 269 jiwa melayang dalam peristiwa nahas tersebut. Pesawat Korean Airlines tersebutdiduga tersasar, keluar dari jalur resminya dan terbang masuk ke wilayah terlarang Soviet. New York Times menulis bahwa pilot Sukhoi tersebut belakangan dalam sebuah interview mengakui bahwa ia tahu sedang menembaki pesawat sipil. Tapi ia beralasan bahwa pesawat tersebut sedang digunakan untuk memata-matai wilayah Soviet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H