Mohon tunggu...
Anezka Adellia
Anezka Adellia Mohon Tunggu... -

Kata-kata itu bisa membuat orang berada diatas atau sebaliknya. Jadi pilihlah kata terbaik yang anda punya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Seberapa Penting Pujian Bagi Seorang Anak

9 Oktober 2014   12:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:46 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412811924101461246

[caption id="attachment_365056" align="aligncenter" width="500" caption="-Ilustrasi, Anak-anak (Shutterstock)"][/caption]

Rasanya suatu hal yang mustahil, kalau ada orang tua yang tidak menghendaki anaknya tumbuh menjadi anak yang pintar, cerdas, sehat jasmani dan rohaninya. Tumbuh dengan akal dan budi pekertinya. Sudah pasti semua orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Seekor induk harimau tidak akan menelantarkan anaknya, apalagi memakannya. Kita sebagai manusia yang diberikan kelebihan akal dan pikiran, tentu yang terbaiklah yang akan kita berikan kepada anak-anak kita.

Sebagai orang tua, kita mempunyai kewajiban untuk membesarkan, mendidik, mengayomi, melindungi, memberikan kenyamanan, kasih sayang, kesehatan, dan memberikan jaminan hak-haknya sebagai insan terpenuhi. Selain itu, kita mempunyai tanggung jawab moral untuk menjamin terpenuhinya pendidikan yang terbaik guna menghantarkan anak-anak kita menuju kehidupan yang lebih kompleks, ke arah pendewasaan, menyiapkan masa depannya.

Seringkali kita mengesampingkan kebutuhan kita sebagai orang tua, dan mendahulukan kebutuhan anak. Suami istri bekerja dan kalau ditanya, sudah dapat dipastikan jawabannya bahwa mereka bekerja demi anak. Menyekolahkan anak ke sekolah yang bonafit, yang fasilitasnya lengkap, walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal, dan ketika ditanya untuk apa? Pasti jawabannya demi masa depan anak. Ada banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah yang tempatnya jauh sekali dari rumah, padahal di dekat rumahnya juga ada sekolah, dan ketika ditanya untuk apa? Jawabannya demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Ya ... semua demi anak, itu harus dan memang wajib, karena anak adalah amanah.

Pernahkah kita berpikir atau merenungkan, apakah yang kita berikan dan kita lakukanselama ini kepada anak sudah benar? Pernahkah kita berpikir, apakah yang selama ini diberikan kepada anak sudah memenuhi kebutuhan lahiriah dan batiniahnya? Atau jangan-jangan kebutuhan yang bersifat fisik saja yang kita berikan, sedangkan kebutuhan yang bersifat psikisnya kurang?

Sebagai seorang guru, saya seringkali menjumpai para orang tua, terutama ibu-ibu yang datang ke sekolah untuk menanyakan keadaan anak-anaknya. Tidak sekadar menanyakan keadaan dan kemajuan anak-anaknya, tetapi rata-rata mereka datang dengan membawa berbagai macam masalah atau keluhan.

Bu Aminah datang menemui saya, katanya sengaja hari itu dia datang ke sekolah khusus untuk menemui saya, karena ingin mengetahui perkembangan anaknya. Setelah saya jelaskan mengenai perkembangan belajar anaknya di sekolah, Bu Aminah menceritakan kondisi belajar anaknya di rumah. Seringkali Bu Aminah mengalami kesulitan kalau menyuruh anaknya yang semata wayang itu untuk belajar. Setelah berpanjang lebar menceritakan masalahnya, saya bertanya kepada beliau, " Sewaktu Ibu menyuruh anak Ibu untuk belajar, Ibu sedang apa?" tanya saya. Ibu itu tidak langsung menjawab, dia agak tersipu malu, "Saya nonton sinetron Pak," katanya. "Habisnya, sinetron kan tiap hari Pak, makin ke sini ceritanya makin seru, sayang kalau terlewat." Jelasnya lagi.  jasa renovasi rumah

"Bu, mungkin itu penyebab kenapa anak Ibu susah disuruh belajar, kalau kita menyuruh anak untuk belajar, ya kita sebisa mungkin harus mengkondisikan anak untuk belajar. Ibu juga harus ikut belajar, ya minimal ibu membaca koran atau majalah, apalagi kalau Ibu membantu anak Ibu mengerjakan PR, memberikan pertanyaan-pertanyaan, membantu menyiapkan pelajarannya, atau hal-hal lain yang menunjang anak Ibu mau belajar. Misalnya pada waktu belajar, hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi disingkirkan, seperti TV dimatikan dulu. Nah saran saya, mulai sekarang kalau Ibu menginginkan anak Ibu belajar, sebaiknya Ibu jangan menyuruhnya belajar ."

"Lho... kenapa Pak? bukannya saya harus menyuruh anak saya belajar?" Tanya Bu Aminah agak heran.

"Betul Bu, mulai sekarang Ibu jangan menyuruhnya untuk belajar, tetapi Ibu harus mengajaknya untuk belajar. "

Lain halnya dengan Pak Hendra, beliau orang tua dari Dio. Pak Hendra datang ke sekolah pada mulanya sama, ingin menanyakan kondisi belajar anaknya di sekolah. Setelah saya menjelaskan kondisi belajarnya di sekolah, beliau menceritakan masalah yang dialaminya. Pak Hendra merasa kesulitan mengajari anaknya mengerjakan PR. "Saya ini orang eksaktaPak, saya mengajar di beberapa perguruan tinggi, tetapi ngajari anak sendiri susah sekali !" katanya menjelaskan permasalahannya. " Apalagi kalau ngajari Matematika, anak saya gakpercaya dengan apa yang saya ajarkan, dia bilang kata Pak Guru begini caranya, bukan yangkaya' Papa gini !" jelasnya lagi. Saya tersenyum mendengar hal itu, saya jadi teringat kepada Pak Lilik, beliau mengalami hal seperti ini, padahal dia sudah bergelar Doktor. Memang masalah seperti ini sering sekali terjadi. Anak lebih percaya penjelasan guru daripada penjelasan orang tuanya. Padahal Guru bukan orang super. jasa renovasi rumah jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun