Pulang kampung adalah impian setiap perantau, mereka sangat ingin menikmati kebersamaan pada hari kemenangan. (Foto dok. Pribadi)
Beberapa hari lagi Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah akan tiba. Tidak terasa puasa akan segera usai dan semua umat muslim akan menikmati kemenangan. Tentu hal ini akan lebih indah bila dilalui bersama-sama dengan sanak keluarga di kampung halaman tercinta. Hari-hari seperti adalah moment untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara dan sesama umat manusia.
Hari raya idul fitri identik dengan tradisi mudik atau pulang kampung. Semua perantau akan berusaha untuk bisa pulang ke kampung halaman demi menikmati hari kemenangan ini bersama dengan keluarga tercinta. Malu rasanya jika tidak pulang sekali dalam setahun, apalagi tahun-tahun terdahulu sudah menahan rindu diakibatkan tragedi covid-19 melanda negeri ini. Dan tahun ini kita sudah dibebas untuk melakukan perjalanan jauh, tiba saatnya di hari raya ini untuk pulang kampung menuntaskan semua rindu yang telah terkumpul di tahun-tahun yang lalu.
Jika dilihat dari pemberitaan di medsos maupun media elektronik banyak sekali kejadian yang dialami oleh pemudik dalam perjalanan menuju kampung halaman. Suka duka menjadi pemudik sungguh penuh dengan perjuangan, salah satunya adalah terjadinya macet di sepanjang perjalanan. Hingga membuat terlambat tiba di kampung halaman. Lalu ada juga yang kehabisan uang, sakit di jalan dan kecopetan, hingga kerusakan pada kendaraan yang ditumpang. Semua itu menjadi suka duka oleh pelaku perjalanan jauh. Perjuangannya sangat sulit, namun itu semua adalah bentuk dari wujud cinta kepada kampung halaman dan keluarga yang di kampung.
Selain itu ada juga para perantau pulang kampung ingin memperlihatkan keberhasilannya di perantauan. Pulang dengan mobil mewah, dengan gaya modis dan royal kepada semua orang. Mereka ingin melihat keluarga di kampung bahagia dengan pencapaiannya selama ini di rantau. Nah, pulang kampung ini identik juga dengan kesombongan. Mudah-mudahan kita pulang kampung betul-betul ingin bersilaturahmi.
Terakhir kami ingin mendoakan semoga para pemudik bisa menikmati perjalanan yang sulit ini, semoga semua oemudik selamat dan sehat sampai di rumah dan kembali ke rantau. Mudik selalu dihiasi dengan drama kecelakaan, semoga tahun ini kecelakaan menurun, bahkan kami berharap semoga kecelakaan itu tidak ada.
Terlalu banyak derita diperjalanan yang telah dilalui oleh para pemudik. Dari awal mereka sudah tahu dengan keadan diperjalanan, namun karena cinta dan kasih sayang terhadap kampung halaman mereka tetap melakukan perjalan ini dengan ikhlas. Apalagi ini adalah tradisi, hanya sekali dalam setahun pulang dengan kegembiraan, untuk merayakan kemenangan.
Ada juga saudara kita yang tidak sempat pulang kampung diakibatkan oleh beberapa keadaan. Mungkin karena keuangan, sakit dan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Untuk saudara kita yang tidak sempat pulang semoga bisa sabar, semoga tetap bahagia menyambut kemenangan ini nantinya.
Untuk para supir, tetap sabar dan hati-hati dalam berkendara. Jangan ugal-ugalan, tetap taat pada aturan lalu lintas, agar semuanya berjalanan dengan lancar. Jangan keluhkan kemacetan, karena semua itu sudah biasa terjadi di keadaan seperti ini.
Terkhusus, terima kasih IKM yang memfasilitasi para perantau minang untuk pulang basamo secara gratis. Semoga kegiatan ini terus berlanjut setiap tahunnya. Ini menunjukkan kekompakan perantau minang, semoga terus berlajut. Terima kasih kepada semua pengurus IKM yang sukses menjalankan kegiatan ini dengan baik. (Sutan Sati)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H