Mohon maaf jika artikel ini kurang berkenan atau dapat di katakan tidak layak di publish.
Indonesia merupakan negara yang terkenal akan ragam budaya, agama dan adat istiadat.
Jika di tanya akan kekayaan budaya, sebagian besar warga dunia akan menjawab Indonesia.
Tetapi apakah kekayaan budaya tersebut menjadi kebanggaan di tanah sendiri?Â
Secara retorika, mayoritas menjawab iya, tapi ragu apakah dapat diterapkan dalam bermasyarakat.
Terutama dalam rukun umat beragama dan suku, masih terdapat beberapa oknum atau orang yang menggunakan perbedaan sebagai tembok pemisah, baik itu secara sosial, politik, intelektual dan sebagainya.
Pandangan pemisah tersebut tidak tampak terlihat namun kuat di rasakan.
Jika kita ingat kembali pada masa-masa kelam dalam konflik perbedaan identitas agama, suku dan perbedaan kepentingan lainnya, merupakan mimpi buruk yang tidak di inginkan hadir dalam negeri ini.
Saya tidak bermaksud membuka luka lama, namun hanya sekedar memberikan refleksi, agar kedepannya menjadi lebih baik.
Sekarang Indonesia sudah lebih kondusif dari sebelumnya, dan kita wajib syukuri semua itu. Namun bayang-bayang selisih perbedaan kian mendekat terkait dengan beberapa kasus seperti pembakaran tempat ibadah, penistaan agama, penistaan suku dan lain sebagainya.
Lebih anehnya lagi, mengapa hal tersebut di gembor-gemborkan melalui media elektronik maupun media sosial, apakah demi rating yang tinggi dan kunjungan membludak kita rela memecah belah negeri ini?