Â
bagaikan bungga yang mekar, yang ingin ku petik dan ku ambil buatmu, kuberjalan dipantai memandanggi ombak, termenung bermimpi tentang dirimu, betapa indah nya dirimu, saat pertama kau pegang erat tanggan ku, rasa bahagia ku rasakan, berjalan menyusuri jalanan, setapak demi setapak aku berjalan bersamamu, hari-hari kau dan aku berjumpa di tempat itu, indah sekali rasanya kita berdua biasa tertawa bersama dan bercanda, hari itu cerah seperti biasa nya, Tiba-tiba hpku berdering, stlah dilihat ada pesan masuk darimu, aku tidak menggetahui bahwa hari itu adalah hari ulang tahun mu, tentu hari yang bahagia, banyak teman-temanmu yang kau undang, aku sangat senang sekali, dan aku pun berangkat menuju tempat mu berada, acara nya sederhana, kue ulang tahun tanda bahwa umur mu akan bertambah, teman-teman banyak yang hadir, tertawa-berbicara, tapi aku merasa sepi walaupun di tempat ramai, hari ulang tahunmu yang bahagia, tidak lama hp mu berdering, entah dari siapa, aku hanya diam saja, tampak nya pembicaraan sedikit lama diluar sana, tiba saatnya waktunya acara makan-makan, tidak lama.
kemudian seorang pemuda datang, mengendarai motor besar, dia mungkin tampak sempurna dan lengkap di matamu, tidak lama pemuda itupun turun dari motornya, aku merasakan hal yang berbeda, perasaan ini ingin cepat-cepat pulang, dia menggambil hidanggan untuk pemuda itu, tampak ia senang sekali, ku tahan perasaan ini yang semakin sesak didada, sakit sekali perasaan ini, mungkin kau tidak tahu selama ini aku sangat mencintaimu, Tibalah saat nya meniup lilin, kau tampak sangat bahagia, perasaan ku terasa sakit, tetapi berusaha ku tahan sesak didada, aku tidak ingin kau tahu perasaan ku saat itu, aku tidak mau merusak acara ulang tahunmu, hari bahagiamu, teman-teman lepas tertawa, aku berusaha untuk terhibur dengan semua nya, aku berbisik didalam hati, tidak lama lagi waktunya pulang, stlah pulang, di perjalanan air mata ini tidak bisa terbendungkan, sedikit demi sedikit mengalir, hatipun ikut menanggis, harapan selama bertahun-tahun hilang sudah, rasa yang pernah ada tidak akan kembali lagi, semua nya sudah hilang, aku kira selama ini kau mencintaiku, rupanya hanya sebatas teman, maaf aku terlalu berharap padamu, karna kau pertama kali yang memberikan harapan itu, bahwa kau menyukaiku, tapi rasa itu telah hilang sama sekali, aku sudah lelah, terlalu banyak berharap.
hanya memberi sebuah harapan dengan ketidak pastian, sudah terlalu lama menunggu, akhirnya kau memilih dia, dibandingkan aku, yang sebatas teman bagimu, kau tidak akan pernah tau bagaimana perasaanku kepadamu, mungkin dia pilihan terbaikmu, karna dia lebih mengerti dengan dirimu, dibandingkan aku, pada akhirnya kau akan menemukan dia yang bisa mengisi hari-harimu, yang selalu ada buatmu, yang selalu menghiburmu disaat kesepian, yang selalu berjuang buatmu, dia yang sempurna buatmu bukan aku, aku hanya sebatas teman buat mu, teman yang disaat kau perlu, hanya kau hubunggi, bukan seperti dia yang selalu ada buat mu, Semuanya hanya bisa aku simpan sebagai kenanggan terindah, semoga kau bahagia dengan pilihanmu, pada akhirnya kau menemukan dia yang sebenarnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H