Berbicara tentang pekerjaan dan ketersediaan lapangan kerja seringkali menjadi masalah serius di suatu negara, di tingkat provinsi hingga daerah dan terus dibicarakan tanpa berkesudahan. Lapangan kerja yang tidak mencukupi kerap disandingkan menjadi penyebab utama membludaknya angka pengangguran.
Kendati demikian Bali bisa dijadikan bahan rujukan pembelejaran untuk provinsi yang lain terkhusus Provinsi NTT.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dirilis akhir 2018 yang lalu, Bali menjadi provinsi dengan angka pengangguran terendah, yaitu 1, 37 persen.
Kira-kira faktor apa saja yang menyebabkan jumlah pengangguran di Bali ini sedikit?
1. Tersedianya lapangan pekerjaan yang bersifat permanen. Sebagai contoh Perhotelan. Seperti yang kita ketahui Bali merupakan daerah pariwisata terbesar di Indonesia dan sudah go international. Maka tak ayal sektor pariwisata ini menjadi tumpuan utama penghasilan masyarakat dan sumber pemasok kas APBD Provinsi Bali. Dengan begitu berkat adanya kiat pembangunan hotel-hotel ini, dengan sendirinya ketersediaannlapangan kerja itu ada dan bisa menyerap tenaga kerja yang ada di Bali
2. Menyokong sektor Pertanian. Sektor pertanian ini juga ikut digagas oleh pemerintah setempat, lewat pembinaan dan penyuluhan pertanian kepada masyarakat. Dengan begitu hasil pertanian ini nanti bisa di pasarkan dan untuk mendukung kebutuhan di sektor pariwisata, menyoal konsumsi dan kebutuhan makan lainnya
3. Penguatan sektor informal. Di provinsi Bali jumlah unit usaha kecil hingga menengah menjamur dimana-mana. Mulai dari kerajinan patung, busana, anyaman, hinggs fashyon.
NTT harus belajar dari Bali
Berbicara tentang NTT, sebagaimana Provinsi ini masih tertinggal dari segi pembangunan dan ketimpangan ekonomi akut. Tapi jika ditelisik lebih jauh, NTT bisa dikatakan punya potensi yang sama dengan Bali, dari sektor Pariwisatanya hingga konstruktif tanah untuk ladang pertanian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di NTT mengslami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2017. Dari 3, 13 persen naik jadi 3, 27 persen.
Disisi lain tingkat kemiskinan di NTT meningkat dari 2011 ke 2017. Berdasarkan data jika pada tahun 2011 kemiskinan di NTT berada pada 20, 48 persen, meningkat jadi 21, 38 persen di 2017. Oleh karena tingkat pengangguran yang sedang dengan tingkat kemiskinan yang tinggi menunjukan bahwa tantangan pekerjaan yang utama di NTT adalah meningkatkan produktifitas tenaga kerja.