Dan sebelum sampai pada pertanyaan-pertanyaan lain, harus diakui bahwa kedua paslon yang ada saat ini adalah putra-putra asli daerah yang patut dibanggakan, utamanya ketika mereka punya visi-misi membangun Mabar ke depan.
Ikhtiar baik semacam itulah yang seyogianya inheren pada setiap figur yang hendak memimpin banyak orang. Dan, karena itu, bukan sekadar modal nekat.
Sebagai bentuk kausalitas, kita yang adalah rakyat pemilih harus mendukung seabrek ikhtiar baik itu. Terlepas dari kelemahan dan/atau kekuragan yang ada pada diri mereka.
Visi-misi setiap paslon di sini juga dapat membantu kita dalam menilai keberpihakan para paslon dalam membangun daerah ke depannya. Jadi pastikan kita sudah membaca serta mengerti.
Kenapa Harus Edi-Weng
Di antara kedua paslon ini, saya punya penilaian khusus. Dasar penilaian saya ini sangat pribadi, atau istilah kerennya obyektif. Jadi, jelas bahwa bukan sentimen.
Dukungan saya pada Edi-Weng pada Pilkada kali ini juga bukan tanpa sebab, antara lain didasari pada beberapa hal berikut:
Pertama, dalam kurun tiga setengah tahun memimpin, Edi-Weng berhasil melalukan banyak hal, seperti misalnya pembaruan infrastruktur jalan raya daerah di beberapa kecamatan, terhitung 39,56 km sudah diaspal.
Di satu sisi Edi-Weng juga sukses menurunkan angka kemiskinan hingga 16,82%. Hal ini agaknya paralel dengan tren pertumbuhan ekonomi Mabar mencapai 4,77% selama 2023 (sumber BPS Mabar).
Saya menyebut beberapa point itu di sini sebagai bukti keseriusan mereka dalam mengurusi rakyatnya. Tentu saja masih ada hasil kerja nyata yang lain yang tak sempat saya babarkan di sini, sebab akan terlalu panjang.
Kedua, calon petahana yang kuat. Proposisi saya ini diperkuat oleh beberapa hasil survey yang mengatakan paket Edi-Weng masih mengungguli lawannya Mario-Ricard. Berikut saya sertakan link sebagai pembanding (link 1, link 2, link 3).
Ketiga, rekam jejak. Selama tiga setengah tahun memimpin, saya belum melihat ada noda yang membandel pada paslon ini. Sebut saja misalnya penyalahgunaan wewenang atau korupsi. Adapun isu-isu liar yang dimainkan tapi tak bisa dibuktikan.