Teman saya yang berprofesi sebagai guide (pemandu wisata) di Labuan Bajo itu sekitar 7 (tujuh) orang. Di antara mereka, ada yang disebut sebagai guide senior dan adapula yang masih junior.
Simplifikasi guide senior dan junior ini dilihat dari pengalaman dan lama masa kerjanya. Begitulah kira-kira.
Saya merasa beruntung karena pernah mengenal dan berelasi baik dengan mereka hingga kini. Selain menambah daftar teman, saya juga akhirnya punya sidikit gambaran bagaimana kehidupan mereka sebagai pemandu wisata-- yang notabene selalu berada dekat dengan bule dan umumnya wisatawan.
Dan selebihnya, saya tidak perlu mengeluarkan uang jika hendak pergi ke Pulau Komodo dan pulau di sekitarnya ihwal sudah punya 'orang dalam'. Heu heu heu
Pernah suatu waktu, saya bertanya kepada mereka tentang apa saja sih perbedaan yang mencolok dari tamu bule (wisman) dan wisatawan domestik/lokal? Lalu, apakah ada perbedaan dalam pemberian service/layanan?
Teman-teman guide ini lalu menjawab:
Pertama, perbedaannya hanya pada kontak sosial atau cara mereka berkomunikasi. Selebihnya hampir sama.
Menurut mereka lagi, justru melayani tamu lokalah yang lebih enteng ketimbang bule. Misal, seketika mereka menjelaskan seputar spot-spot wisata yang ada di Labuan Bajo.
Yang kedua adalah soal melayani tamu. Terkait pelayanan, kata teman saya, hampir tidak ada diferensiasi sama sekali. Baik tamu bule dan tamu lokal, pukul rata.
Toh, mereka sama-sama wisatawan. Plus besaran ongkos yang dikeluarkan oleh mereka untuk datang berwisata, sewa kapal dan paket lainnya sama saja (terlepas dari akomodasi perjalanan wisatanya).
Ketiga adalah bonus. Nah, terkhusus untuk hal satu ini, memang tegantung kerelaan hati si tamu. Tapi, pemberian bonus memang tidak terlepas dari pelayanan guide-nya.