Kedua, tani alami ala Yoshikazu Kawaguchi. Yoshikazu adalah petani asal Jepang dan merupakan generasi kedua. Pemikirannya tentang tani alami dipengaruhi juga oleh pemikiran Fukuoka.
Hanya saja menurut Yoshikazu, pertanian alami itu tidak mempunyai 'kitab suci' dan/atau takada aturan baku mengenai tani alami. Intinya, menurut Yoshikazu, konsep tani alami harus disesuaikan dengan kondisi iklim di masing-masing tempat dan masing-masing negara.
Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi wilayah: topografi, kesuburan tanah, kultur masyarakat dan semacamnya berbeda disemua tempat.Jadi, dalam hal ini tergantung kita masing-masing.
Ketiga, bertani alami adalah berfilsafat. Bertolak dari prinsip Bapak Tani Alami, Fukuoka dan Yoshikazu, kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa bertani alami adalah berfilsafat.
Di mana kita perlu melihat bumi dengan mata kebajikan dan selebihnya biarkan alam bekerja secara berkelanjutan untuk kita. Selebihnya, percaya pada tanah. Atas dasar itulah pertanian dimaknai sebagai pertanian yang hidup dan menghidupi.
Begitulah kira-kira keempat poin penting dari paparan materi kuliah tani alami Prof Felix yang saya ringkas dengan tinta emas.
Waktu itu saya sebenarnya ingin sekali ngevideo call dengan suhu kenthiris ini diakhir webinar, tapi berhubung jaringan di tempat saya mendadak kolaps, ya, sudahlah.
Semoga saja di ajang Kompasianival Desember nanti bisa bertemu lagi kita Prof.
Tabe Momang, Prof. Sehat selalu. Horas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H