Pada galibnya, tradisi nakeng sabi adalah aktivitas budaya komunitas. Tradisi ini juga dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama didalam komunitas dan/atau kampung. Selain, mempertebal semangat gotong-royong dan solidaritas sosial, tentu saja.
Tradisi nakeng sabi ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Pada perjalanannya juga, tradisi ini turut serta dalam membentuk pola pikir dan bertindak masyarakat Manggarai.
Tradisi Nakeng Sabi Mulai Hilang
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan nakeng sabi (daging hewan yang dibagikan secara gratis) di tengah masyarakat Manggarai ini mulai hilang. Penyebabnya antara lain:
Pertama, karena sekarang ini sudah semakin jarang orang pergi berburu ke hutan.
Kedua, keberadaan hewan buruan tidak sebanyak seperti yang dulu lagi.
Ketiga, setiap orang lebih memanfaatkan hewan hasil buruan dan/atau peliharaan untuk dijual dan menghasilkan uang. Hal ini tidak terlepas dari segmentasi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Meski orang di kampung sudah jarang berburu, namun pada konteks tertentu mereka akan membeli hewan secara berkelompok dan dagingnya akan dibagikan sama rata di antara kelompok itu.
Kebiasaan ini acapkali diadakan menjelang hari raya keagamaan; Natal-tahun baru, Pentakosta, dan Paskah, maupun pada saat syukuran panen dan syukuran-syukuran lainnya.(*)
Terima kasih. Salam cengkeh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H