Pulau Flores adalah salah satu wilayah pemasok utama hasil komoditas pertanian di Nusa Tengarra Timur (NTT). Tanah Flores yang umumnya subur itu telah ditumbuhi oleh varian tanaman. Seperti kopi, cengkeh, fanili, kemiri, jambu mete dan lain sebagainya.
Pulau Flores juga terkenal karena pariwisatanya. Baik itu pariwisata bahari juga wisata kulinernya.
Salah satu wisata kuliner yang bisa dinikmati seketika para insyan tualang berlibur ke Flores adalah dengan menikmati Kopi Flores. Adapun Kopi Flores yang saya maksudkan itu berupa kopi dengan jenis Yellow Cattura dan Juria. Selain itu ada juga Kopi Arabika Manggarai (KAM).
Terkhusus untuk Kopi Arabika Manggarai (KAM), telah dinobatkan sebagai Kopi Terbaik Indonesia (KTI) dalam kontes kopi yang digelar oleh Asosiasi Eksportir dan Importir Kopi Indonesia di Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 2015 yang lalu.
Menurut Caswells Coffee yang bertindak sebagai curator kopi sekaligus sebagai satu-satunya laboratorium kopi di Indonesia yang tersertifikasi standar SCAA, Kopi Arabika Manggarai (KAM) lolos sebagai kampiun dengan cupping score di atas 83,5.
Kopi dengan jenis Arabica memiliki aroma dan cita rasa yang kuat. Tingkat keasamannya juga rendah. Berkesadaran pada hal itu, para penggemar kopi biasanya tak segan-segan untuk langsung meyeruputnya.
Kopi dengan jenis Yellow Cattura, Juria dan Kopi Arabika Manggarai (KAM) yang tersebar di Pulau Flores tumbuh di ketinggian 1.000-1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menyoal Kopi Yellow Cattura dan Kopi Juria
Di tempat saya, Kecamatan Pacar, Manggarai Barat, Flores, kopi dengan jenis Yellow Cattura dan Juria belum banyak ditanami oleh para petani. Terkecuali kopi Arabika.
Begitupun di kebun kami, misalnya, beberapa puluh pohon kopi Arabika ditanami di sela-sela pohon cengkeh zanzibar. Tetapi untuk kopi Yellow Cattura dan Juria hampir tidak ada. Terkecuali di reksa wilayah Manggarai Timur dan Flores Timur kesana.