Tampak juga relief-relief yang memperlihatkan Sang Buddha Gautama merenung hening di bawah pohon Bodi. Sementara para murid yang sekolahnya ambruk tetap dapat belajar di bawah kerindangan pohon.
Mungkin karena berangkat dari ajaran Buddha itu pula, sila ke-3 Pancasila dilambangkan dengan pohon (beringin). Ihwal pohon memuat nilai dan filosofis yang paling dasar, radikal dan fundamental dalam menggambarkan pentingnya persatuan dan kerukunan.
Bila kita korelasikan tema Hari Raya Waisak tahun ini dengan terminologi pohon dalam ajaran Buddha Gautama, tentu saja memiliki kesamaan yang integral dengan makna sila ke-3 Panacasila, yakni Persatuan Indonesia.
Persaudaraan sejati sebagai sesama anak bangsa, bisa kita gambarkan dengan menanam pohon. Semakin banyak kita menanam pohon (memupuk dan mempererat tali persaudaraan antar sesama), niscaya keutuhan bangsa akan selalu terjaga.
Sebaliknya, usaha untuk memecah belah dan merong-rong keutuhan bangsa, oleh Buddha, digambarkan dengan menebang pohon.
Jadi, seturut tema Waisak "Persaudaraan Sejati Dasar Keutuhan Bangsa", kita semua diajak untuk sedemikian mempererat tali persaudaraan dan persatuan kita sebagai sesama anak bangsa.
Selamat Hari Raya Trisuci Waisak bagi saudara-saudaraku umat Buddha di Tanah Air. Semoga semua makhluk berbahagia. Amin.(*)
Salam Cengkeh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI