Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga Cengkeh Awal 2020 Bikin 'Asma'

25 Januari 2020   09:26 Diperbarui: 27 Januari 2020   07:48 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemetikan cengkeh| Dokumentasi Pribadi

Ada pun fakta lain yang membuat petani cengkeh galau berjama'ah, simultan dan berbetulan ialah, karena harga cengkeh beberapa tahun terakhir ini tidak mampu menutupi pengeluaran biaya saat masa panen.

Ambil contoh saja misalnya, diwilayah Sulawesi untuk upah harian para buruh petik ialah 110 hingga 120 ribu per orangnya. Jumlah ini belum termasuk dengan uang makan, minum dan rokok.

Baca juga : Ihwal Kebangkitan Petani Cengkeh, Selepas Porak-poranda Badai Angin

Katakanlah dalam sehari seorang pemetik hanya mampu menghasilkan 9-10 kg cengkeh mentah. Itu berarti bila dihargakan (cengkeh saat ini) hasilnya dibagi dua. Dalam hal ini si pemilik kebunnya rugi. Terkecuali memang ada sistem lain (MoU).

Kalau untuk diwilayah saya, Manggarai, sejauh ini memang sedikit beruntung kendati upah setiap buruh petik perharinya 50 sampai 60 ribu. Yang bisa dibulatkan 70 ribu dengan tanggungan makan, minum dan rokok. Pun masing-masing dari mereka mendapatkan 1 kg cengkeh dari 10 kg yang bisa dihasilkan dalam sehari.

Dan untuk hari ini, Sabtu (25 Januari 2020) harga cengkeh dihampir semua reksa wilayah di Indonesia berkisar antar 63 sampai 68 ribu rupiah. Turun dari semulanya dari harga 85 hingga 90 ribu perkilo (untuk cengkeh kering).

Fluktuatif Harga

Pasang surutnya harga komuditas pertanian cengkeh akhir-akhir ini tentu sangat tidak mengenakan. Apa mungkin karena hal ini imbas dari rendahnya permintaan industri kali yak? Atau oleh karena ada sebab-sebab lain.

Ditambah lagi dengan keterbatasan akses petani mengenai harga. Satu-satunya sumber informasi kaitannya dengan harga sejauh ini yakni yang bersumber dari para pengusaha lokal dan pusat. Ini tak terlepas dari peran mereka sebagai pemain tunggal dipasaran.

Baca juga: Bisnis Porang yang Harganya Mulai Bersaing dengan Cengkeh

Beberapa hari ini saya juga bolak-balik searching harga di internet sampai jungkir balik, tapi hampir semua sumber yang saya temukan memuat angka-angka yang tidak valid. Kendati tidak relevan dengan keadaan harga dikalangan petani.

Bisa juga merupakan harga dari tahun yang lalu yang lupa diperbaharui angka-angkanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun