Selamat tinggal 2019,
Selamat datang 2020..
Lazimnya menjelang momen pergantian tahun seperti ini semua umat manusia sesibuk semut mempersiapkan segala sesuatu. Momen pergantian tahun ini pula sedianya dibuat meriah dan penuh sukacita.
Benar, sukacita itu ada pada saya dan anda, bukan? Setelah semalam kita lewati malam pergantian tahun dengan saksama, baik itu bersama keluarga, kawan maupun kekasih hati. Pastinya sangat meriah dan bermakna tentunya.
****
Bila di kota-kota besar (masyarakat urban) pada saat malam pergantian tahun selalu diidentikan dengan pesta kembang api, tiup terompet, pawai dan lain sebagainya. Berbeda dengan ditempat dan desa saya.
Di sini, kami bersama keluarga besar melaksanakan upacara dan ritual adat, yang biasa kami sebut sebagai ritual Teing Hang Empo (memberi makan nenek moyang). Bahwasannya esensi daripada ritual ini mengucap syukur seraya berterimakasih kepada Sang Khalik Tuhan Yang Maha Esa, pun kepada roh nenek moyang. Karena sudah menjaga dan telah memberi berkat, nafas kehidupan, rezeki dan kemudahan dalam segala proses hidup.
Setelah ritual Teing Hang Empo ini selesai, lalu dilanjutkan dengan acara makan dan minum bersama hingga berjoget ria.
Secara harafiah Langu Tuak berarti mabuk karena Tuak (alkohol). Tuak sendiri merupakan air yang dihasilkan dari pohon enau dan atau pohon aren. Air enau ini kemudian diproses lagi untuk benar-benar menjadi Tuak (alkohol).