Jingel Bells.. Jingel Bells.. Jingele all the way
Gema Natal sudah terdengar dimana-mana. Bahkan sekaliber babi dan ayam sekarang ini terhentak jiwanya, dak-dik-duk dadanya karena dibayangi mata parang yang siap menghendus batang lehernya.
"Natal ini, kami dikorbankan! Di mana nurani kalian wahai umat manusia?" Seru sekawanan hewan itu yang sedini membuat telinga jadi penpeng
"Halah! Bukankah ada tertulis, apa yang bisa dimakan, maka telanlah. Apa yang bisa diminum, tenggaklah" pekikku. (Terkecuali bila teman makan teman, itu namanya keterlaluan dan kurang ajar!)
"Okeh. Untuk kemulian bayi Tuhan Yesus, kami siap dikorbankan dan dilembukan" pungkas sekawanan itu lagi
"Nah. Tuhan pasti senang mendengar batin kalian. Arwah kalian pun kelak akan diangkat dan dimuliakan di sorga" tambahku
Dialog di atas merupakan bias jungkir balik imajinasi liar saya. Mohon nanti jangan diberi react emoji sedih ya, daripada saya murka dan mengutuk anda menjomblo sepanjang hayat. Ehh!
Oke lebih lanjut, bagaimana persiapan Natal di lingkungan anda? Di rumah anda? Semoga meriah adanya ya.
Sama, di rumah saya juga juga persiapannya terbilang lumayan. Kendati demikian, kami baru saja selesai membuat pohon Natal. Ya meski dengan bahan seadanya, yakni bambu, senar dan tentunya lampion warna warni. Sedianya cukup disulap jadi pohon Natal. Hehe
Oiya, karibnya Natal selalu dirayakan di bulan Desember, plus menjelang akhir tahun. Kita tahu juga, bulan Desember menjadi bulan basah. Basah karena beriringan dengan volume hujan yang terus menerus dimuntahkan oleh atmosfher.