Ahh, sudah lama tidak menulis tentang cengkeh lagi. "Ke mana saja kamu selama ini?" Pekik diriku yang lain, seusai kumembelahnya menjadi dua bagian. Sementara diriku yang satunya lagi memilih untuk hemat bicara plus karena sariawan.
Ketika kedua bagian dari diriku itu lelah berperang ludah dan baku hantam digelanggang imajinasi, akhirnya diputuskan bahwa tidak ada yang keluar sebagai kampiun alias draw.
Sudah... sudah... sudah cukup basa-basi ini. Kendati saya juga bukan ahli silaturahmi. (Sembari menyatukan kembali ke-2 kutub diri menjadi satu kesatuan)
****
Kita kembali kesoal cengkeh ya. Berbicara tentang cengkeh, berarti membedah salah satu komuditas unggulan di Indonesia. Yup, cengkeh menyulap dirinya menjadi tanaman mandraguna.
Cengkeh bisa dimanfaatkan untuk keperluan medis, obat-obatan, bumbu makanan hingga memasok kebutuhan industri rokok dalam negeri.
Kita semua tahu dong ya, tanpa saya menjelaskan panjang lebar dan berbusa-busa disini. Bawasannya karena tanaman cengkeh ini menjadi tanaman agrikultur yang sudah lama bersemayam ditanah air.
Manfaat cengkeh ini pula pasti sangat dirasakaan oleh para smokers, karena aromanya yang acapkali menendang bulu hidung.
Cengkeh adalah Opium Jenis Baru
Kebetulan saya juga adalah petani cengkeh, meski masih berada pada level ingusan. Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, cengkeh sedini menjadi opium jenis baru (red; membuat ketagihan), setidaknya bagi saya pribadi.