Mohon tunggu...
Guga Dapp
Guga Dapp Mohon Tunggu... -

....aku bukanlah aku...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Saya-lah Penulis Terhebat di Kompasiana

17 Maret 2015   13:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah ada polemik di Kompasiana tentang penulis terhebat dan tulisan sampah. Terpaksa saya 'turun gunung' untuk bagi-bagi ilmu. Ready?
Mari kita bikin ciptakan rumus dalam menilai siapa penulis terhebat di Kompasiana dan tulisan sampah di Kompasiana. Kalau penilaian orang per orang, itu mah subjektif. Subjektivitas bukan rumus. Rumus adalah kesepakatan.
Dan selagi kesepakatan itu belum terpatahkan maka para penggunanya harus dan wajib menggunakan-nya dalam konteks-nya.
Siapa pun bisa menilai siapa pun sebagai yang terhebat. Fans Ronaldo menilai Ronald yang terhebat. Fans Messi menilai Messi yang terhebat. Lalu siapa yang terhebat di antara mereka? Jawab, belum ditemukan. Yang ada malah jadi polemik.
Saya tidak suka Muhammad Ali, saya suka Mike Tyson. Saya suka Manny Paquaio. Siapa petinju terhebat sepanjang masa? Muhammad Ali. Loh kenapa?
Karena Muhammad Ali menyatakan dirinya terhebat. I am the greatest, kata Ali. Nah dari sini kita dapat rumusnya. Sesuatu yang terhebat itu harus menyatakan dirinya terhebat. Harus menyatakan dirinya sendiri. Itulah rumusnya.
Siapa yang berani menyatakan dirinya penulis terhebat di Kompasiana. Saya, berani. Saya Guga, adalah penulis terhebat di Kompasiana. Penilaian orang lain ah.. subjektif itu.
Bagaimana dengan Jumlah hit-nya ah.. Subjektif itu. Maka sekali lagi saya nyatakan sayalah penulis terhebat di Kompasiana. Kenapa? Karena saya berani menyatakan diri sebagai penulis terhebat.
Bagaimana dengan tulisan sampah? Apakah tulisan bisa menyatakan dirinya sebagai sampah? Kotoran sapi saja di nilai manusia sebagai 'berkah' karena menghasilkan bio-gas. Maka tidak ditemukan tulisan sampah.
Siapa presiden terhebat di Indonesia? Belum ditemukan. Karena belum ada yang berani menyatakan dirinya terhebat.
jadi ke PD an dong bro? Dari pada di puji hebat, tapi malu-malu kucing, sambil menolak malu-malu. Atau kalau Anda merasa hebat silahkan patahkan rumus di atas? Sanggup?
Karena DIA juga menyatakan Diri-Nya sebagai Kebenaran. Maka, sesuatu itu harus menyatakan dirinya sendiri. Inilah rumusnya.
Dapatkah batu akik menyatakan dirinya yang ter-indah? Comprante!?
Gitu aja kok repot. Any question?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun