Mohon tunggu...
gufron fatoni
gufron fatoni Mohon Tunggu... MAHASISWA -

Selanjutnya

Tutup

Money

Makanan Juga Berpengaruh pada Kepribadian

12 Oktober 2016   21:49 Diperbarui: 12 Oktober 2016   21:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tanpa kita sadari ternyata makan berpengaruh juga terhadap kepribadian seseorang. Karena kepribadian seseorang bisa terbentuk dari cara kita makan, apabila kita tidak memperhatikan sungguh-sungguh, bisa-bisa kegiatan ini akan mempengaruhi kepribadian kita ke arah yang buruk. Ketahuilah bahwa makan tidak boleh sembarang dimakan dan seenak perutnya saja, kita harus mengetahui apa manfaat mengetahui makanan yang kita makan itu harus baik. Karena ada adab dan takaran bagi seorang muslim dalam hal makanan. Jika nasehat dan aturan sudah tak dinggap, maka yang ada adalah dia akan kesulitan dalam hidupnya. Kegemukan, sulit bergerak dan bertumpuknya penyakit akan menjadi rutinitas yang akan ia rasakan sesudahnya.

            Bagi seorang muslim yang perlu kita ketahui, manakah makanan yang bermanfaat bagi tubuh kita dan sekaligus mendatangkan keberkahan terutama yang menyangkut dengan pelaksanaan ibadah. Karena sesungguhnya Allah telah menjelaskan bahawa dalam memilih makanan, kita dianjurkan dan diharuskan untuk memilih makanan yang baik lagi halal. “Wahai manusia, makanlah makanan yang halal lagi baikdari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah 168). Dengan meilih makanan yang yang halal sekaligus baik, maka kita secara tidak langsung telah memenuhi syarat untuk dikabulkan suatu doa. Sebaliknya jika sering memakan makanan yang haram, maka doa yang dipanjatkan sebanyak apapun tidak akan dikabulkan. Karena sesuai dengan hadist Rasulullah saw:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ)  ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ  (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasul SAW bersabda: “wahai manusia! Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Ia memerintahkan pada orang-orang yang beriman apa yang diperintahkan pada para utusan. “ wahai para utusan, makanlah dari yang baik dan beramallah yang baik, karena sesungguhnya kami mengetahui apa yang kalian kerjakan.” “makanlah dari yang baik atas apa yang Kami rezeqikan padamu.” Kemudian Nabi menuturkan ada seorang laki- laki yang bepergian jauh, rambutnya acak-acakan dan kotor. Dia menengadahkan kedua tangannya keatas seraya berdo’a: Wahai tuhanku, wahai tuhanku”, sedang yang dimakan dan yang diminum serta dan yang di pakai adalah berasal dari yang haram, mana mungkin doanya diterima” (HR. Muslim).

Dan juga dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no. 1015)

Dari penjelasan kedua hadist diatas, makanan yang haram juga akan mengakibatkan syaitan tumbuh semakin besar dalam tubuh kita. Ia akan mengalir dalam peredaran darah sehingga kitapun sulit untuk jauh dan menghindar dari perbuatan dosa dan maksiat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun