Selamat Hari Buku Nasional,
Sudah Baca Buku Apa Hari Ini?
“Buku Adalah Jendela Dunia”
Kalimat itu mungkin sudah tidak asing bagi kita. Akan tetapi kalimat tersebut justru sepertinya sering disepelekan oleh generasi muda masa kini. Pasalnya, minat baca yang masih rendah di Indonesia membuat para masyarakat mengalami kekurangan asupan bacaan dikarenakan teralihnya perhatian mereka pada dunia global yang makin hari makin modern dan menawarkan inovasi-inovasi terbaru. Sehingga masyarakat lebih memilih menikmati dunia modern ini dengan gadget ketimbang membaca buku bacaan yang dapat membawanya menjelajahi dunia.
Pada tahun 2011, UNESCO merilis hasil survei budaya membaca terhadap penduduk di negara-negara ASEAN. Faktanya sungguh membuat kita miris. Budaya membaca Indonesia berada pada peringkat paling rendahdengan nilai 0,001. Artinya, dari sekitar seribu penduduk Indonesia, hanya satu yang masih memiliki budaya membaca tinggi. Indonesia masih terdapat fenomena pengganguran intelektual karena minat membaca masyarakatnya masih dikatakan rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Education Achievement (IEA) pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.Dengan demikian tidaklah mengherankan bila Indeks kualitas sumber daya manusia (Human Development Index/HDI) di Indonesia juga rendah. Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan oleh UNDP pada tahun 2005 bahwa HDI Indonesia menempati peringkat 117 dari 175 negara (Library Perbanas).
Coba kita lihat, kita rela duduk berjam-jam di sebuah kafe setarbak, menikmati kopi yang harganya cukup untuk membeli satu buah kaos, ngobrol ngalur ngidul dengan kerabat, dan itu kita lakukan berkali-kali tanpa merasa rugi sekalipun. Mungkin ada suatu hal yang dipertaruhakan. Tidak lain sebuah “Gengsi” atau kita rela membeli gadget yang harganya mencapai sebuah harga motor baru. Tapi kenapa kita mengeluh akan harga buku yang mahal? Padahal isi dari buku tersebut dapat mengubah cara pandang kita dalam menyikapi hidup atau bahkan menambah banyak pengetahuan untuk pembaca itu sendiri. Harga buku pun rata-rata Rp80.000 untuk buku dengan ±250 halaman.
Jika dibandingkan dengan minat baca buku di Jepang, Perbedaan budaya tersebut yang membedakan Jepang dan Indonesia, budaya membaca orang-orang jepang tidak dipungkiri mampu membawa Jepang menjadi negara yang jauh lebih maju dibanding Indonesia. Tingkat kemajuan membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibanding dengan Negara-negara lainnya,ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan waktu luangnya untuk pergi berbelanja ke mall, dan lain sebagainya dibanding dengan mengisi waktu luang mereka untuk membaca buku di perpustakaan,sedangkan masyarakat Jepang menggunakan waktu luang mereka untuk membaca buku. Masyarakat Jepang tidak hanya membaca buku diperpustakaan tetapi juga mereka terbiasa membaca buku di kendaraan umum,kebiasaan yang sungguh jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia.
Tapi lucunya adalah, dengan gaya hidup orang Indonesia yang terbilang mewah, rela nongkrong di tempat-tempat mahal, makan makanan yang harganya selangit tapi dengan porsi yang sedikit, kopi yang rasanya sama saja tapi harganya puluhan kali lipat lebih mahal dari kopi warung. Tapi ketika hendak membeli buku dan melihat label harganya, mereka mengeluarkan argumen “Bukunya mahal.” Harga buku mahal? Itu hanya ALIBI.
Hal-hal besar dapat terjadi karena hal-hal kecil. Sesepele membaca buku, kendati dapat mengubah kehidupan, minimal kehidupan kita sendiri. Stop mengkambinghitamkan harga buku. Yuk mulai harimu dengan membaca buku.
Jadi, Sudah Baca Buku Apa Hari Ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H