Mohon tunggu...
Freddy Nababan
Freddy Nababan Mohon Tunggu... -

Saya seorang pembaca setia Kompas. Saya lahir dan besar di Medan, Sumatera Utara. Penerjemah bahasa Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia, interpreter, ghost writer, writer (writerpreneur)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tampil Seronok dengan Konfeksi Seronok

15 Februari 2015   00:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Oleh: Freddy Nababan

Dalam suatu kesempatan berbeda seorang teman pria dan wanita penulis menyampaikan tanggapan mereka terhadap suatu perhelatan. Kebetulan perhelatan itu adalah terkait dengan dunia hiburan. Sang teman pria mengatakan dia telah menyaksikan penampilan artis-artis ibukota yang datang ke daerahnya. Dia bilang sangat puas dengan penampilan-penampilan artis tersebut. Para artis tampil sangat luar biasa, memukau dan seronok, baik dalam olah vokal maupun tata busana. Penulis pun turut merasa senang mendengarnya seolah-olah bisa merasakannya walaupun pada waktu itu mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya dalam hati perihal kata ”seronok” ini.

Lalu pada kesempatan lainnya sang teman wanita juga berbagi pendapat terkait hajatan yang baru disaksikannya. Singkatnya, sang teman diundang menghadiri hajatan pernikahan temannya di tempat lain. Sebagaimana lazimnya, hajatan akhirnya diakhiri dengan acara pamungkas berupa panggung hiburan yang menampilkan penyanyi-penyanyi lokal yang diiringi dengan irama musik keyboard. Namun kali ini dia bukannya puas atau senang. Tapi sebaliknya, dia merasa kesal dan mengumpat-umpat para penyanyi tersebut. Menurutnya, dari segi kualitas vokal suara penampilan para penyanyi tersebut tidaklah mengecewakan. Namun dia frustasi dan tidak berkenan dengan tampilan konfeksi (baca: busana) dan tingkah laku di atas panggung para penyanyi tersebut, yang dinilainya seronok dan melebihi batas kewajaran dan kesopanan serta cenderung mengarah ke pornoaksi.

Mendapat dua laporan yang sama namun berbeda pemahaman dan sudut pandang, sontak saja penulis bingung dan kemudian berusaha memperjelas maksud dari rasa senang dan keluhan teman-teman tersebut dengan menanyakannya kembali.

Dari hasil tanya-tanya dan penelusuran lebih jauh yang penulis lakukan, akhirnya didapati bahwa telah terjadi salah pemahaman dan penafsiran terkait arti kata ”seronok” di atas. Bisa jadi sebagian besar dari kita pun masih memiliki pemahaman yang sama dengan teman tersebut, setidaknya sampai isi tulisan ini dimuat.

Bahkan, dalam satu kesempatan ketika menyaksikan salah satu acara di satu stasiun televisi swasta beberapa waktu yang lalu, penulis sempat agak bertanya-tanya dengan arti kata seronok yang disampaikan oleh salah seorang penyiar beritanya. Ketika itu sang penyiar tengah mewartakan semacam resensi film Menculik Miyabi yang akan segera tayang. Sebagaimana kita ketahui Miyabi alias Maria Ozawa adalah salah satu bintang film panas Negeri Sakura, Jepang. Dan karena Miyabi adalah seorang pemeran film berkategori dewasa (baca: porno) sontak saja dia didemo secara besar-besaran oleh rakyat Indonesia terkait rencananya semula hendak membuat film yang memang mengambil setting di Indonesia. Kala itu sang penyiar menyebut Miyabi adalah seorang bintang film seronok. Nah, dari kalimat tersebut jelaslah bahwa bisa dikatakan sebagian dari kita salah kaprah dalam memahami arti kata seronok dengan mengasumsikannya sebagai kata yang berkonotasi negatif. Kenapa bisa begitu? Berikut jawabannya.

Selidik punya selidik dan melalui penjelasan yang terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, maka didapatlah arti kata seronok tersebut yang tertulis sebagai menyenangkan hati; sedap dilihat (didengar dsb). Dari penjelasan yang terdapat di kamus tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya arti kata seronok tersebut adalah positif, sebagaimana diartikan menyenangkan hati, sedap dilihat ataupun didengar. Jadi jika seorang artis disebut seronok berarti artis tersebut adalah artis yang menarik dan enak dilihat maupun didengar, baik dari segi penampilan maupun  kualitas suara.

Dengan begitu, teman pria si penulis sudah tepat mengartikan kata seronok yang dimaksud. Setuju?

Konfeksi atau Konveksi

Jika di awal-awal kita telah membahas tentang arti kata seronok yang sebenarnya, maka apa pula kaitannya dengan subjudul konfeksi atau konveksi di atas?

Kurang lebih sama dengan arti kata seronok yang telah kita bahas, maka penulis juga yakin bahwa masih banyak dari kita mungkin telanjur percaya penulisan kata konfeksi ditulis konveksi, terkait dengan pemahamannya sebagai pakaian/pakaian jadi.

Untuk membuktikan hal tersebut tidaklah begitu sulit. Coba kita sekali-kali berjalan-jalan ke pusat keramaian atau pusat pasar di mana pun itu. Atau barangkali di suratkabar-suratkabar pastilah akan kita temukan penulisan yang tidak tepat antara konfeksi dan konveksi sebagaimana pengalaman penulis pernah melihat penulisan dan pemuatan judul yang keliru tersebut. Kebanyakan pengusaha konfeksi menuliskan nama usahanya dengan nama---semisal---UD Konveksi Polan, yang seharusnya UD Konfeksi Polan. Pun begitu dengan judul berita suratkabar tertentu.

Untuk membuktikannya, mari kita lihat isi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terkait arti kedua kata itu. Dalam KBBI dituliskan bahwa definisi dari konfeksi adalah pakaian dan sebagainya yang dibuat secara massal yang dijual dalam keadaan jadi, tidak diukur menurut pesanan, tetapi menurut ukuran yang sudah tentu. Sedangkan konveksi adalah gerak udara, air, atau cairan lain dengan arah vertikal; peristiwa gerakan benda cair atau gas karena perbedaan suhu dan tekanan.

Dari kedua penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa perbedaan arti kedua kata tersebut sangat mencolok dan tidak ada unsur kemiripannya walaupun keduanya secara bentuk dan bunyi mirip. Oleh karena itu, alangkah bijaknya apabila mulai dari sekarang kita memakai bahasa kita itu secara tepat dan benar. Bagi para pengusaha pakaian jadi (konfeksi) segeralah mengubah papan namanya dengan pemakaian kata yang benar. Bagi para jurnalis mulailah menuliskan berita dengan bentuk kata/frasa yang tepat, sebab Anda adalah penyampai informasi yang tentu saja keakuratannya harus dijaga, baik dari segi isi maupun kata-kata yang Anda pakai.

Jadi, kalau penulis menuliskan judul tulisan ini dengan bunyi Tampil Seronok dengan Konfeksi Seronok, pastilah para pembaca sekalian telah mengerti maksudnya. Bukan begitu?

Penulis adalah seorang generalist.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun