Mohon tunggu...
Gubuk Literasi SMAIS
Gubuk Literasi SMAIS Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Literasi SMA Islam Sabilillah Malang

Kumpulan siswa-siswi melek baca-tulis di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Berdiri sejak 1 Agustus 2018 dan telah meretaskan 80 buku solo maupun antologi ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Meski Hanya Sebentar

7 Mei 2024   22:58 Diperbarui: 7 Mei 2024   23:08 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Penulis: Khairinnisa Salsabilla

Kelas: X 2C

---------------------

Ibu, berat sekali rasanya jika diri ini tidak menuliskan sesuatu untukmu, ibu pernah bilang jika kata-kata yang dituliskan melalui perasaan akan abadi, kan? Ini sudah hari ke-31 engkau meninggalkanku, ibu. Beri tahu aku bagaimana caranya melupakan orang yang kita cintai jiwanya? 

Diri ini benar-benar menyesal telat menyatakan perasaanku sesungguhnya padamu, ibu. sangat bodoh jika diriku sempat berpemikiran cinta bisa datang kembali. Baru kusadari, Cinta hanya datang sekali dan pada akhirnya mati, meninggalkan debu-debu peninggalan dari orang yang kita sayangi, membuat kita susah melupakannya. Diriku baru menginjak usia 13 tahun. Tapi, sudah kehilangan cinta abadiku, yaitu dirimu, ibu.

Engkau memberiku nama bintang, tapi aku tiba bisa menyinar dengan terang jika langit menyimpan air matanya, menutupi segala sinarku dengan gumpalan kesedihan kelabu, Menyuarkan hamparan amarah dengan kilat Cahaya. Ibu, kapan engkau Kembali? Jika dirimu tak bisa Kembali, izinkanlah aku menemanimu dalam tanah yang gelap dan lembab. 

Aku mohon, diri ini begitu rindu mendengar suara lembutmu, melihat garis-garis halus diwajahmu yang membentuk bulan sabit ketika tersenyum manis walau diri ini tahu jika engkau kelelahan. Bintang ingin menyampaikan perasaan jika Bintang amat cinta dan sayang padamu ibu, Bintang minta maaf jika selama ini Bintang tidak bisa menjadi putri kebanggaanmu, tidak mendapatkan nilai bagus dan tidak bisa membuat ibu Bahagia selalu. Bintang terlalu keras kepala untuk mengerti apa itu cinta, ibu. Pada akhirnya, sifat itulah yang membuat Bintang kehilangan sesuatu hal yang sangat berharga dari seorang anak. Ibu, bisakah kau hadir dalam mimpiku walau hanya sebentar?

Ibu, diriku menceritakan semua yang kurasakan pada guruku, ia bilang jika ibu akan lebih senang jika Bintang jadi anak baik dan berprestasi. Ibu tahu? Setelah mendengarkan perkataan itu Putrimu ini mendapatkan peringkat pertama se-pararel. Bintang juga dapat medali emas dari menulis puisi. 

Semua orang mengucapkan "selamat" atau "kamu pintar sekali". Ibu, jika engkau masih hidup, apakah engkau akan bangga pada putrimu ini? Apa ibu juga akan memberikan kata "selamat"? ibu, maaf Bintang baru memiliki semangat belajar semenjak engkau meninggalkanku. Kuharap ibu bisa bangga dengan Bintang dan selalu mendoakanku disurga. Bintang masih kangen dan Bintang harap kita bisa bertemu didalam mimpi walau hanya sebentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun