Blue Economy adalah pendekatan pembangunan berkelanjutan yang dipusatkan pada pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut secara bijaksana. Hal ini menjadi isu penting di Indonesia karena masih banyak masalah terkait dengan kemaritiman. Pengurangan populasi ikan dan terumbu karang yang disebabkan oleh eksploitasi lautan secara berlebihan yang terjadi di perairan Indonesia pada tahun 2023 mencapai 2,5 juta hektar dengan jumlah spesies mencapai 569 spesies.Â
Sekitar 33,82% diantaranya mengalami kerusakan atau dalam kondisi kurang baik. Lembaga pemerintah, dan organisasi lingkungan telah melakukan survei dan pemantauan langsung dengan menggunakan teknologi sonar, ROV, dan AUV untuk memeriksa kondisi laut. Karya ini bertujuan untuk: (1) Memanifestasikan konsep Blue Economy sebagai upaya penguatan ekonomi maritim Sendang Biru. (2) Memberikan solusi untuk masalah kemaritiman Sendang Biru. (3) Memaksimalkan potensi keanekaragaman ekosistem laut.Â
Metode penulisan karya ilmiah ini berupa studi literatur atau kajian pustaka. Karya ini menawarkan sebuah solusi berupa pemanfaatan sistem sonar dengan menerapkan sistem smart city untuk mendapatkan data kelautan berupa habitat, stok, dan ukuran ikan untuk menunjang ekonomi daerah dan pelestarian ekosistem laut.Â
Smart City 4.0 adalah upaya meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keberlanjutan perkotaan era modern. Karya ini menerapkan salah satu sistem Smart City 4.0 untuk diterapkan di daerah pesisir dengan memanfaatkan teknologi sonar guna mendapatkan data area tertentu. Deeper Sonar PRO+ memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi lokasi ikan, kedalaman air, dan suhu air, sementara Sensor BNO055 digunakan untuk memonitor pasang surut air laut dan perubahan iklim. Karya ini diharapkan dapat menunjang sektor maritim di pelabuhan Sendang Biru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H