Mohon tunggu...
Asep Mulyana
Asep Mulyana Mohon Tunggu... -

Science Teacher at Islamic Junior High School

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Aksi Screenshoot 33 Kendalikan Penggunaan Sosial Media oleh Pelajar

20 Februari 2017   12:08 Diperbarui: 20 Februari 2017   15:53 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) MTsN 33 Jakarta berupa Aksi Screenshoot 33 ini mengajak siswa, guru, dan orangtua peduli akan penggunaan media sosial yang dilakukan oleh para pelajar di lingkungan sekolah masing-masing. Gerakan screenshoot ini merupakan gerakan pengendalian berupa pemantauan yang dilakukan banyak pihak, lebih utama pelajar itu sendiri. Aksi ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada pelajar yang mengunggah foto-foto negatif, seperti foto merokok, nyisa, tawuran, membuka aurat (khususnya pelajar muslim), dan gaya pacaran yang berlebihan.

Menjadikan gaya hidup dan mencari hits kepopuleran palsu dan keliru jadi latar belakang munculnya aksi Screenshoot 33. Beranggotakan pelajar yang peduli, alumni, dan pihak-pihak yang mendukung sehingga mengendalikan penggunakan media sosila bagi pelajar.

Gerakan Screenshoot 33 ini dilakukan dengan sosialisasi berupa edukasi bahwa menjadi hits atau populer tidak harus membuka aurat atau menampilkan gaya hidup negatif tersebut. Ada banyak cara positif dalam penggunaan sosial media. Kemudian, pihak sekolah memberikan waktu untuk menghapus foto-foto negatif pada masing-masing akun pelajar. Dalam hal ini, media sosial yang populer digunakan pelajar, seperti Instagram, Line, dan BBM. Media ini kerap dijadikan ajak mencari hits bagi para pelajar. Namun, sulit bagi pihak sekolah untuk berteman pada akun-akun pelajar tersebut. Mereka banyak yang menolak jika ada akun guru ataupun pihak sekolah follow akun mereka. Hambatan tersebut diatasi dengan mengajak pelajar yang peduli akan gerakan ini untuk memantau sesama teman mereka agar mudah mendapatkan informasi lebih banyak. Dan ini sifatnya rahasia.

Lalu, bagaimanakah jika masih terdapat foto-foto negatif pada akun pelajar? Tim Screenshoot akan bergerak dengan mengambil gambar (screenshoot) yang kemudian dikirim ke bagian koordinator Screenshoot, yakni guru, kemudian didiskusikan untuk proses pembinaan secara pribadi (koordinator dengan pelajar). Pembinaan ini penting untuk meluruskan pemahaman penggunaaan media sosial yang baik dnegan pengarahan bahwa dampak apa yang akan didapatkan pelajar tersebut.

Jika memungkinkan dan dipandang perlu, pihak sekolah bisa bekerja sama dalam pembinaannya bersama orang tua. Kepedulian dan keterlibatan orang tua menjadikan aksi screenshoot ini menjadi lebih efektif dan terpadu.

Aksi ini pun mendapat dukungan dari banyak pelajar tingkat SMP/MTs, SMA/MAN, mahasiswa, pengamat media, pejabat Kementerian Agama, dan jurnalis. Harapan Bapak Presiden Joko widodo untuk menjadikan media sosial wadah untuk hal positif akan terwujud jika aksi ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan terpadu, dari lingkup sekolah, komunitas terkecil, hal terkecil, lalu dilakukan di setiap sekolah serentak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun