Mohon tunggu...
Asep Mulyana
Asep Mulyana Mohon Tunggu... -

Science Teacher at Islamic Junior High School

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KANWIL KEMENAG DKI AJAK NOBAR "SYURGA MENANTI" SAMBIL BERAMAL

17 Juni 2016   18:28 Diperbarui: 17 Juni 2016   18:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, Kamis (16/06) Kanwil Kementeraian Agama DKI Jakarta mengajak 85 satker berasal dari MIN, MTsN dan MAN untuk nonton bareng Film “ Syurga Menanti”. Film yang diproduksi oleh Kanza Film Production bersama Yayasan Syaikh Ali Jaber ini merupakan film yang mulai tayang pada bulan Ramadhan di beberapa bioskop di jabodetabek. Pukul 12.50 WIB di bioskop Epicentrum XXI kuningan jakarta, beberapa undangan yang berasal dari  madrasah wilayah DKI Jakarta ini  sudah duduk depan layar yang kemudian dibuka oleh pembawa acara dengan surat Al-fatihah.

Dilanjutkan sambutan kepala Kanwil Kementerian Agama, Abdurrahman, yang menjelaskan alasannya nonton bareng ini adalah untuk mendukung film sebagai media dakwah terutama agar para siswa-siswi madrasah untuk lebih semangat menghafal al-qur’an sekaligus beramal , keuntungannya akan disumbangkan untuk pembelian Alqur’an Braille untuk para tuna netra yang ingin membaca dan menghafal Al-qur’an. Disela-sela sambutannya Kepala Kanwil tersenyum ,“Mungkin ini pertama kalinya pembacaan surat Al Fatihah di bioskop ini “, tambahnya sambil tersenyum.Kegiatan nonton bareng ini makin menarik dengan hadirnya Syaikh Ali Jaber dan Ummi pipik diantara para hadirin yang datang.

Apa yang menarik dari film yang diperankan oleh Istri almarhum Ustad Jefry Al Buchori ( Uje) ini, kemudian para artis-artis lainnya. Film ini bercerita kisah seorang anak remaja (SMP) yang gigih untuk menghafal Al qur’an dengan dukungan dari kedua orangtuanya,  kemudian penonton dibuat bulu kuduk merinding saat pemeran utama (Daffa)  melantunkan beberapa ayat Al-quran dengan suara merdu pada film tersebut.

Film ini juga menggambarkan dua perbedaan cara mendidik anak, Keluarga yang perhatian pendidikan anak dengan motivasi untuk menghafal qu’an , berakhlak baik sementara satu keluarga lainnya yang membiarkan anak larut dengan musik hingga usia remaja tak bisa membaca Al-quran.

Sementara film ini menyampaikan pesan tentang konsep takdir dalam beberapa percakapan antara pemain. Takdir itu sudah ditetapkan dan kita harus menghadapi segala hal yang sudah ditetapkan Allah SWT, dimana kedua orangtua Daffa meninggal dunia.

Para penonton yang sebagian besar orangtua ini, dibuat menangis dengan jalannya ceriita dan membayangkan seandainya mereka (orangtua) sudah tiada dan  meninggalkan anak yang disayangi apalagi anak itu adalah anak soleh dan berbakti

Dan terakhir, menariknya film ini pada keindahan alam panorama , sawah , ladang  dengan bukit-bukit yang indah dan mempesona, menambah daya pikat dan memperkuat gambaran penonton akan indahnya syurga didunia .Pengambilan gambar yang proesional dengan sudut pengambilan yang dari atas mempesonakan ciptaan Sang Maha Pencipta dengan segala kebesaranNya serta keagunganNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun