Lwin (2003: 233) mendefinisikan kecerdasan intrapersonal sebagai kemampuan dalam memahami diri dan bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang diambil secara mandiri. Peserta didik dengan keunggulan pada kecerdasan intrapersonal dapat ditandai dengan kebiasaannya menyendiri dan sering merenung. Lebih lanjut, Amstrong (2002: 15) mengemukakan ciri kecerdasan intrapersonal dalam kehidupan peserta didik sehari-hari, sebagai berikut:
1)Sering menghabiskan waktu istirahat dengan duduk menyendiri dan asyik dengan aktivitasnya sendiri.
2)Senang menulis buku harian.
3)Memiliki hobi atau kebiasaan yang hanya diketahui sendiri.
4)Sering merenungi peristiwa yang baru saja dialami dan belajar dari kesalahan masa lalu.
5)Memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain dan mampu mempertahankannya.
6)Bercita-cita ingin menjadi seorang psikolog atau wirausaha.
7)Mengerti kelebihan dan kelemahan diri.
8)Lebih mudah memahami materi pelajaran jika dipelajari sendiri.
9)Senang melakukan permainan yang dilakukan seorang diri untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
10)Mandiri dalam melakukan tugas yang diberikan pendidik.
Lwin (2003: 234) mengemukakan pengaruh kecerdasan interpersonal bagi peserta didik, antara lain
1)Menjaga kestabilan emosi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan hidup.
2)Mengarahkan emosi-emosi negatif seperti sedih dan kecewa menjadi emosi positif seperti memaafkan dan bersemangat.
3)Meningkatkan kemampuan memotivasi diri sendiri.
4)Mampu bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang diambil secara mandiri.
5)Meningkatkan konsep diri sehingga mampu melihat kelebihan dan kelemahan diri secara seimbang.
Strategi pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada peserta didik dengan kecerdasan intrapersonal yang dominan, antara lain:
a)Menyediakan waktu beberapa menit untuk merefleksikan materi yang telah dipelajari. Setiap peserta didik dapat melakukannya dengan cara merenung, membuat catatan, atau menyampaikan kepada seluruh anggota kelas.
b)Menyediakan kesempatan pada peserta didik untuk memilih tugas atau aktivitas yang akan dikerjakan terkait materi yang dipelajari. Misalnya, memilih mengerjakan aktivitas menggambar atau menulis puisi tentang tumbuhan.
c)Menyediakan kesempatan pada peserta didik untuk mengekspresikan perasaan melalui aktivitas-aktivitas yang dapat memicu perasaan peserta didik. Misalnya, menonton video korban bencana letusan gunung Merapi di pengungsian.
d)Membantu peserta didik untuk merumuskan tujuan di awal pembelajaran. Misalnya, hari ini aku akan mempelajari cara-cara menyelamatkan diri dari bencana banjir.
Sumber:
Amstrong, T. (2002). Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. (Alih Bahasa: Rina Buntaran). Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lwin, M. et al. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Metode Komponen Kecerdasan: Panduan Praktis bagi Guru, Masyarakat Umum, dan Orang Tua. (Alih Bahasa Christine Sujana). Jakarta: Indeks.
Gian Nitih Tania. (2013). Skripsi Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Majemuk. Disahkan tanggal 24 Juli 2013. Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H